BANGLI, BALIPOST.com – Upacara Mapepada dan Memben serangkaian karya Padudusan Agung di Pura Kawitan Catur Sanak Bali Mula, digelar pada Senin, 2 September 2024. Keesokan harinya dilanjutkan dengan upacara Tawur Agung. Dalam upacara Mapepada, Memben dan Tawur Agung ini, dipuput lima sulinggih.
Untuk Mapepada dipuput Ida Pandita Mpu Bhujangga Maireng, sedangkan Memben dipuput Ida Pandita Dukuh Istri dari Padukuhan Samiaga.
Sementara, upacara Tawur Agung dipuput Ida Pandita Dukuh Acharya Dhaksa dari Padukuhan Samiaga, Ida Rsi Bhujangga Ghanda Madana dari Griya Giri Madana Penatih) dan Ida Pandita Dukuh Celagi dari Griya Siddha Swasti Denpasar.
Kedua rangkaian upacara tersebut berjalan lancar dan ratusan pamedek juga ikut melaksanakan ayah-ayahan. Antusias pangempon dalam menjalankan proses upacara tersebut juga sangat tinggi.
Mereka berbaur dan tahapan demi tahapan upacara dijalani dengan rasa tulus iklas. Selain itu, para pangempon juga melaksanakan persembahyangan bersama dengan khusyuk dan tertib.
Pengerajeg Karya, Ida Pandita Dukuh Acharya Dhaksa mengatakan upacara Mapepada ini memiliki tujuan bahwa semua sarana upakara wewalungan yang akan digunakan dalam Tawur Agung harus disucikan. Dalam proses ini tentu melakukannya dengan penuh kasih, doa dan pengharapan.
Tawur Agung ini maknanya sebagai bentuk pengharmonisan antara semua unsur, semua arah mata angin dan semua kekuatan alam yang ada.
Artinya pengharmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan begitu juga antara manusia dengan yang dipuja.
Kemudian dalam upacara Tawur Agung ini diharapkan semua yang bersifat kotor bisa tersucikan atau dibersihkan. Bahkan dalam upacara ini, tanah yang ada di setiap sudut areal pura akan diambil dan nantinya akan dibawa ke segara dalam proses pamelastian. (Pramana Wijaya/balipost)