Gempa yang terjadi Sabtu (7/9) di Bali pada pukul 09.51.44 WITA merupakan jenis tektonik. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gempa yang terjadi Sabtu (7/9) di Bali pada pukul 09.51.44 WITA merupakan jenis tektonik. Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=4,9.

Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, SE, S.Si menyebutkan episenter terletak pada koordinat 8,52° LS; 115,35° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2 km timur laut Gianyar, Bali pada kedalaman 10 km.

Baca juga:  Selama 2021, Aktivitas Gempa Alami Kenaikan Dibandingkan Tahun Lalu

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di darat. “Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (Normal Fault),” ungkapnya.

Dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Gianyar III-IV MMI, Tabanan, Badung, Denpasar, Klungkung, Mataram, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat III MM. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi Tsunami.

Baca juga:  Banyak Salah Kaprah, Siwaratri Bukan Hari Penghapusan Dosa

Hingga pukul 10.21 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan. Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. “Agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” sarannya. (kmb/balipost)

Baca juga:  Dua Gempabumi Tektonik Dirasakan di Buleleng
BAGIKAN