BANGLI, BALIPOST.com – Buntut longsor yang mengakibatkan empat pekerja tertimbun dan menelan satu korban jiwa, tim dari Pemkab Bangli, Senin (9/9) mendatangi coffee shop di Penelokan, Kintamani. Kedatangan tim dipimpin oleh Penjabat Sekda Bangli I Made Ari Pulasari.
Dikonfirmasi usai kegiatan tersebut, Ari Pulasari menjelaskan pihaknya mendatangi proyek itu dalam rangka persiapan peluncuran Mal Pelayanan Publik (MPP) Pemkab Bangli. Pihaknya menginformasikan kepada pelaku usaha di Kintamani bahwa pengurusan perizinan kini akan terpusat di MPP. “Dalam kegiatan itu kami juga sekaligus mengecek lokasi kejadian seperti apa konstruksi bangunannya dan perizinannya,” terangnya.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi yang mengetahui kejadian itu, lanjut Ari, longsor di lokasi itu terjadi sebanyak empat kali dalam waktu sekitar satu jam setelah gempa. Longsor pertama terjadi saat empat buruh proyek yang menjadi korban, sedang beristirahat di bawah tebing.
Secara tiba-tiba, tebing tersebut longsor dan menimbun keempatnya. “Setelah korban dievakuasi, lagi ada longsor susulan tiga kali,” terangnya.
Penyebab tebing longsor karena tanah labil setelah diguncang gempa. “Kemarin aparat keamanan juga ikut turun dan menyatakan bahwa kejadian itu akibat kondisi tanah lebil setelah gempa,” kata Ari Pulasari.
Sementara terkait perizinan gedung tersebut, Ari Pulasari mengatakan masih dalam proses. Pihak pemohon sudah memenuhi beberapa persyaratan perijinan. “Izinnya belum tuntas, masih dalam proses,” ujarnya.
Sebelumnya, tebing setinggi 10 meter longsor dan menimpa empat pekerja proyek pengembangan bangunan coffee shop di Penelokan, Kintamani, pada Sabtu (7/8). Satu orang diantaranya meninggal dunia.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00 WITA. Identitas empat pekerja yang tertimbun longsor yakni Muh. Rifai (28) asal Grobogan Jawa Tengah, Budi Prayitno (41) asal Purwodadi Jawa Tengah, Akirono (47) asal Demak Jawa Tengah dan Dika (20) asal Grobogan Jawa Tengah. Adapun korban yang meninggal adalah Dika. (Dayu Swasrina/balipost)