Bangkai babi hutan ditemukan di wilayah Hutan Pasatan, Pohsanten, Jembrana. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Belasan babi hutan ditemukan warga dalam kondisi mati di pinggir hutan wilayah Pasatan, Desa Pohsanten. Babi hutan ini diduga mati akibat virus.

Belum lama ini, ternak babi warga juga mati mendadak. Sejak dua pekan terakhir, jumlah babi hutan yang mati terus bertambah.

“Saya temukan mulai sejak awal September, babi hutan itu mati di utara kebun saya. Kalau dihitung sekitar 7 sampai 11 ekor,” terang Ngurah Karyadi, salah seorang warga pemilik kebun di pinggir hutan.

Baca juga:  Di Jembrana, Kekeringan Picu Meningkatnya Kebakaran Lahan

Belum diketahui pasti penyebabnya. Namun, peristiwa ini hampir bersamaan dengan kejadian matinya ternak babi milik warga.

Bangkai babi tergeletak di sekitar kebun dan kemungkinan besar bukan diburu.

Sebelumnya babi-babi hutan itu menjadi objek perburuan sejak penerapan hutan sosial. Banyak babi hutan yang berada di habitatnya melarikan diri hingga ke pinggir hutan masuk ke kebun-kebun warga.

Kebetulan di sekitar kebun Karyadi yang berada dekat dengan hutan banyak bahan untuk makanan dan untuk berlindung babi hutan tersebut. Belakangan sudah tidak terlihat lagi masuk ke kebun, dan justru ditemukan mati tanpa sebab dekat hutan.

Baca juga:  Cabuli Anak di Bawah Umur, Kakek Divonis Lebih Ringan dari Tuntutan

Terkait hal ini, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) KPH Bali Barat Agus Sugiyanto mengatakan, pihaknya belum mendengar informasi tersebut di kawasan hutan. KPH Bali Barat akan melakukan penelusuran dan berkoordinasi dengan Perbekel serta Kelompok LPHD (Lembaga Pengelolaan Hutan) Pohsanten. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN