SINGARAJA , BALIPOST. com – Kondisi halaman Pura Segara Penimbangan yang terletak di Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng mengalami kerusakan parah akibat dampak abrasi. Masyarakat setempat pun meminta agar Pemerintah Daerah segera melakukan perbaikan.
Pantauan Rabu (11/9), sejumlah warga setempat tengah melakukan gotong royong. Pihak Desa setempat terus berusaha untuk menggalang donatur agar perbaikan halaman pura segera bisa terlaksana. Mengingat jumlah pengemponnya pun lebih dari 4000 warga dari berbagai wilayah.
Penyarikan Desa Adat Panji, I Gusti Nyoman Mangku, dikonfirmasi, Rabu (11/9) menjelaskan, kerusakan halaman Pura Segara Penimbangan ini terjadi sejak awal tahun 2024. Bahkan kerusakan hampir rutin terjadi setiap tahun akibat gelombang pasang. Ia juga mengusulkan ke Pemerintah Daerah, agar bisa dibuatkan beton sehingga bisa lebih bertahan lama jika ada gelombang yang besar.
“Abrasi ini sering terjadi. Kita meminta agar dibuatkan beton ke Pemerintah Daerah. Ini sudah kita usulkan agar ada perbaikan sesegera mungkin. Karena sudah menjelang piodalan pada Purnama Kapat ini,” terang Nyoman Mangku.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Gede Supriatna mengaku sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait kerusakan ini. Sejumlah foto – foto kerusakan pun tengah dikirim sebagai bukti, agar Pemerintah Daerah bisa melakukan penanganan. “Ini akan dikoordinasikan lagi dengan Pemerintah. Kan bisa nanti pakai dana BTT (Biaya Tidak Terduga) di APBD Buleleng,” terang Politisi asal Desa Tejakula ini.
Untuk jangka panjang, kata Supriatna pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam hal ini Balai Pantai, Kementerian PUPR RI agar dibantu penanganan abrasi dengan pembuatan revetment di depan Pura Segara Penimbangan. “Tidak hanya jangka pendek, jangka panjang juga nanti akan kita pikirkan lagi. Tentunya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat,” tandasnya.
Supriatna pun menyebut, keberadaan Pura Segara Penimbangan ini mempunyai nilai historis yang erat kaitannya dengan kerjaan Buleleng. Hal ini pun seharusnya menjadi perhatian khusus oleh Pemda saat ini.
“Dari sini pendiri Buleleng memulai kepemimpinannya sebagai Pemimpin Buleleng di masa lalu. Jadi nilai kesejarahan dari pura tersebut juga harus dilindungi,” terangnya. (Nyoman Yudha)