Progres pembangunan shortcut titik 7D dan 7E di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng sudah mencapai 75,81 persen. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Progres pembangunan shortcut titik 7D dan 7E di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng sudah mencapai 75,81 persen. Pembangunan dengan anggaran Rp82 miliar lebih itu pun ditarget rampung pada akhir tahun 2024 ini.

Sejatinya pembangunan shortcut itu sudah rampung pada pertengahan Juli 2024. Hanya saja, karena perubahan konstruksi pada jembatan sehingga membutuhkan waktu perpanjangan selama enam bulan ke depan.

Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional (Kasatker PJN) Wilayah III Provinsi Bali Noor Fachrie, ditemui beberapa waktu lalu menjelaskan perpanjangan waktu akibat perubahan konstruksi pada jembatan sudah disetujui oleh pemerintah.

Baca juga:  Warga Gitgit Keluhkan Perkebunan Tertimbun Material Galian Proyek Shortcut

Hal ini dikarenakan beberapa penyesuaian dalam konstruksi yang membutuhkan waktu lebih lama. Proyek dengan anggaran pembangunan dari SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) atau Sukuk Negara sudah final dan akan dirampungkan pada 31 Desember 2024 ini. “Itu sudah final. Kalau terlambat lagi, pasti akan denda,” katanya.

Ia juga menyebut, dalam rancangan awal pembangunan jembatan di atas lembah perbukitan ini menggunakan geofoam. Namun, dalam perjalannya batal digunakan karena sejumlah pertimbangan, di samping biayanya juga cukup mahal. “Bina Marga belum berani mengambil risiko, karena belum ada bukti geofoam bisa tahan sampai seratus tahun. Apalagi jembatan ini berada di kawasan jalan nasional yang banyak mobilitas,” terangnya.

Baca juga:  Puluhan Anjing Liar di Desa Bebetin Dieleminasi

Pihaknya menambahkan, proyek saat ini sudah bergerak di angka 75,81 persen. Saat ini sedang dalam proses pemasangan balok girder di jembatan titik 7D jembatan sepanjang 155 meter. Setelah pemasangan balok girder baru akan berproses lantai jembatan dan pengaspalan. Sedangkan untuk jalan di titik 7D sepanjang 340 meter sudah digunakan dan dilalui kendaraan sejak beberapa bulan lalu.

“Sejumlah kendala yang muncul masih dalam ambang wajar dan telah dimitigasi sebelumnya untuk segera dicarikan solusi. Doakan agar tidak ada kendala yang berarti,” tandasnya.

Baca juga:  Produksi Tahu dan Tempe Turun 60 Persen

Untuk diketahui, pembangunan shortcut titik 7D dan 7E dimulai sejak 25 Juli 2023 lalu yang dimenangkan kembali oleh Sinar Bali-Agung KSO. Titik 7D panjangnya 340 meter, titik 7E 215 meter. Jika dibandingkan dengan jalan eksisting 603 meter akan menjadi 555 meter. Dari 8 tikungan akan dipangkas menjadi 4 tikungan yang juga akan diturunkan kelandaiannya. (Nyoman Yudha/balipost)

 

BAGIKAN