DENPASAR, BALIPOST.com – Lawar merupakan salah satu hidangan yang identik dengan perayaan Galungan. Sebab, sehari sebelum Galungan, umat Hindu biasanya akan membuat lawar untuk banten dan disantap bersama.
Masakan khas Bali ini adalah campuran dari sayur-sayuran dan daging cincang dibumbui dengan beragam rempah-rempah dirajang, disebut bumbu lengkap atau genep dalam Bahasa Bali.
Jenisnya tak cuma satu, ada beragam jenis lawar yang bisa dipilih. Berikut empat jenisnya di antaranya.
Menurut salah satu warga Bali, I Putu Heri Eka Nanta, sehari sebelum Galungan, dirinya dan keluarga akan membuat 2 jenis lawar. Remaja asal Kabupaten Badung ini biasanya membuat sendiri kedua jenis lawar itu, yakni Lawar Merah dan Lawar Putih.
“Lawar Merah biasanya dipakai untuk banten sedangkan Lawar Putih dikonsumsi sekeluarga,” ujarnya.
Ia menggunakan bumbu genep dan daging babi untuk campuran lawarnya. Pembeda dari Lawar Merah dan Putih adalah darah babi. Darah ini digunakan dalam campuran Lawar Merah. Diperlukan waktu sekitar sejam untuk pembuatannya.
Lain lagi penuturan I Kadek Dika Yanaputra dan I Dewa Krisna Adi Permana yang sama-sama berasal dari Klungkung. Mereka menyebut ada 3 lawar yang biasa dibuat saat Galungan.
Di antara 3 jenis itu, ada satu yang sama dengan yang biasa dibuat Heri, yakni Lawar Merah.
Sementara dua jenis lainnya adalah Lawar Pepaya dan Lawar Nyuh Buah Kacang. Bahan-bahan pokok yang mereka gunakan untuk membuat lawar adalah kelapa, kacang panjang, pepaya, jeruk nipis, daging babi, bawang goreng, hati babi, dan bumbu rajang. Proses yang diperlukan untuk pembuatan lawar ini biasanya 30 menit.
Nah, itu tadi 4 jenis lawar yang dikonsumsi umat Hindu saat Galungan. Selain Galungan, lawar biasanya dijual rumah makan yang menyajikan masakan khas Bali, seperti Babi Guling dan Sam-sam Guling.
Lawar juga tak selalu menggunakan daging babi untuk campurannya. Daging ayam, bebek, sapi, maupun kambing bisa digunakan. (Ni Wayan Linayani/balipost)