GIANYAR, BALIPOST.com – Berselang dua minggu, Kota Gianyar kembali diguncang gempa yang cukup kuat. Gempa yang episentrumnya di darat ini menyebabkan kerusakan, salah satunya tembok Puri Blahbatuh bagian selatan yang ambrol.
Penglingsir Puri Blahbatuh, Anak Agung Ngurah Kakarsana yang dikonfirmasi Sabtu (21/9) membenarkan kerusakan tembok di Puri Blahbatuh. Ia memaparkan tembok penyengker di bagian selatan itu sudah berumur ratusan tahun.
Diperkirakan, tembok itu dibangun pada 1901. “Tembok penyengker sudah dibangun ratusan tahun lalu, wajar roboh karena guncangan gempa. Kalau kena hujan lebat pun juga bisa roboh karena usia bangunan penyeker yang sudah uzur,” tuturnya.
Sementara itu, terpisah Petugas Pengawas Puri Agung Gianyar, Dewa Nyoman Gede Agung mengatakan gempa kuat di Kota Gianyar sempat menggoyang bangunan puri. Namun, ia memastikan tidak ada kerusakan pada bangunan Puri Agung Gianyar.
“Beberapa menit setelah gempa kami memantau sekeliling bangunan puri. Memang bangunan tua tetapi menggunakan arsitektur Bali, Astungkara tidak ada kerusakan akibat gempa,” tuturnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba, didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, IGN. Dibya Presasta menyatakan gempa yang mengguncang Gianyar, mempunyai lokasi koordinat 8,57° LS; 115,32° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 3 km barat daya Gianyar, Bali pada kedalaman 22 km.
Dibya menyampaikan gempa ini memang menimbulkan kepanikan warga khususnya di Pusat Kota Gianyar. Warga yang kebetulan berada di area publik, seperti Rumah Sakit Sanjiwani Puskesmas, pasar dan perkantoran berhamburan keluar. “Warga Gianyar wajar panik karena ini gempa kedua yang dirasakan sangat kuat di darat,” ucapnya. (Wirnaya/balipost)