Ketua Umum Kadin Badung, I Putu Gede Putra Adnyana. (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Jumlah perusahaan dari Bali yang melantai di pasar modal masih sedikit. Dengan perekonomian Bali yang pulih, diharapkan makin banyak usaha bisa melakukan initial public offering (IPO) atau go public. Demikian mengemuka dalam talkshow investasi dan kewirausahaan, Selasa (1/10).

Menurut Ketua Umum Kadin Badung, I Putu Gede Putra Adnyana, klimaks atau pencapaian tertinggi dari proses bisnis adalah IPO. Untuk mencapai itu menurutnya ada beberapa proses yang harus dilakukan agar siap melantai di pasar modal.

Baca juga:  Selama Musim Mudik Lebaran, Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen

Ia berharap dalam waktu dekat ada pelaku usaha di Badung yang melakukan IPO. “Kadin siap menjembatani,” ujarnya.

Menurutnya belum banyak pelaku usaha di Bali, khususnya di Badung yang IPO. Hal ini disebabkan banyak hal harus dilengkapi, seperti legal formal, transparansi keuangan dengan akuntansi keuangan yang baik, dan sebagainya.

Selain itu, pihaknya juga menjembatani pelaku usaha dan masyarakat agar memperoleh edukasi yang benar tentang investasi, terutama investasi saham di pasar modal. “Kita perlu berinvestasi leher ke atas terutama pengetahuan akan investasi saham. Supaya pelaku usaha dan masyarakat juga tahu investasi yang aman di pasar modal seperti apa,” ujarnya ditemui usai talkshow.

Baca juga:  Menaikkelaskan UMKM Bukan Persoalan Gampang, Permasalahan Klasik Harus Dituntaskan

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar, Agus Andiyasa mengungkapkan hingga saat ini baru 8 perusahaan dari Bali yang melantai di Bursa Efek Indonesia, salah satunya Hatten Wines. Menurutnya, ada beberapa perusahaan di Bali yang berminat IPO, namun saat ini masih proses merapikan tata kelola di internal.

Founder Hatten Wines, IB Rai Budarsa mengatakan, sejak awal 2023, perusahaan yang didirikan oleh orangtuanya itu melakukan IPO. Hatten Wines saat ini memproduksi wine, dari sebelumnya memproduksi brem Bali.

Baca juga:  Belasan Koperasi Tak Sehat, Pembubaran Terganjal Hutang

Ia mendorong pelaku usaha lain untuk IPO karena manfaatnya cukup banyak. Salah satunya, pendanaan yang tidak terbatas dan adanya alternatif pendanaan selain dari bank. Ia pun menyarankan agar pelaku usaha di Bali bisa mempersiapkan diri menjadi perusahaan terbuka. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN