Pertemuan warga dan tokoh NTT dengan masyarakat lokal dilaksanakan di Wantilan Kelurahan Benoa, Kutsel. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menyikapi maraknya permasalahan yang melibatkan warga NTT dan kasus terbaru terjadi di Jalan Srikandi, Benoa, Kuta Selatan (Kutsel), digelar pertemuan pada Rabu (2/10). Pertemuan tersebut dilaksanakan di Wantilan Kelurahan Benoa dan mengundang warga NTT yang tinggal di wilayah Kutsel, prajuru adat dan tokoh masyarakat.

Tujuannya untuk menjaga keamanan dan ketertiban jelang Pilkada 2024. Dalam pertemuan tersebut, Kapolsek Kutsel Kompol I Gusti Ngurah Yudistira mengapresiasi kehadiran warga NTT. Ia mengajak semua pihak untuk turut menjaga kondusivitas wilayah, terutama menjelang Pilkada 2024.

Baca juga:  Gubernur Koster : Tanamkan Jiwa Pusaka Generasi Bali

Kompol Yudistira menekankan pentingnya menghindari aktivitas yang dapat memicu gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) demi menjaga suasana Bali yang aman dan tenteram. Hal itu penting untuk mendukung kemajuan sektor pariwisata.

Sementara Kasat Binmas Polresta Denpasar, AKP Gede Endrawan menyampaikan data mengenai warga NTT dilaporkan ke pihak kepolisian sebanyak 14 kasus. Ia menggarisbawahi penyebab utama kasus-kasus tersebut berkaitan dengan konsumsi minuman keras dan pelanggaran lalu lintas.

Baca juga:  Pertama di 2022, Tambahan Korban Jiwa COVID-19 Dilaporkan Bali

AKP Endrawan mengajak warga untuk berhenti melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain, serta terus menjaga hubungan baik dengan warga lokal.

Tokoh rohani dari komunitas NTT, Pendeta Samuel mengucapkan terima kasih atas perhatian kepolisian dalam memberikan bimbingan. Ia juga menyerukan agar warga NTT menjaga toleransi dan persaudaraan, serta meminta maaf atas insiden yang melibatkan beberapa anggotanya. Samuel berharap kejadian serupa tidak terulang.

Baca juga:  Erupsi Lagi, Lava Pijar dari Gunung Agung Sejauh 3 Kilometer

Sedangkan Danramil Kutsel Mayor Arm I Nyoman Sarjana menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan sebagai masyarakat yang hidup dibawah naungan Bhineka Tunggal Ika. Ia juga mengingatkan agar warga selalu beradaptasi dengan kearifan lokal dan menjaga kerukunan di tengah masyarakat. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN