DENPASAR, BALIPOST.com – Desa adat merupakan warisan budaya. Warisan budaya akan tetap bisa dipertahankan keberlangsungannya apabila didukung dengan sumber ekonomi yang kuat.
Sumber ekonomi yang kuat harus didukung dengan SDM yang kuat juga. Demikian diungkapkan Bendesa Adat Tonja Putu Gede Sridana ditemui belum lama ini.
Ia menuturkan, dengan perkembangan zaman dan teknologi, Desa Adat Tonja berupaya memperkuat SDM atau krama. Jika tidak demikian, maka keberlangsungan desa adat tidak akan mampu dipertahankan.
Jika dibandingkan dengan kondisi krama jaman dulu yang lebih banyak bermatapencaharian bertani dan pegawai negeri, sedangkan di era terkini, krama bekerja di berbagai sektor baik jasa, swasta dan sebagainya, sehingga desa adat tidak bisa meng-explore SDM krama desa untuk ngayah seperti dulu.
Menurutnya, kecenderungan budaya Bali habis terdegradasi telah Nampak saat ini karena sumber – sumber ekonomi telah diambil oleh masyarakat dari luar pulau bahkan luar negeri.
Diakui Desa Adat Tonja hingga kini belum memiliki sumber ekonomi yang kuat baik dari BUPDA, LPD maupun usaha lainnya. Hingga saat ini untuk urusan piodalan di pura desa, puseh, dalem dan Prajapati serta upacara lainnya, Desa Adat Tonja hanya mengelola Bantuan Keuangan Khusus dari Pemprov dan Pemkot.
Maka dari itu, desa adat harus menjadi perhatian semua pihak baik pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota karena desa adat adalah kekuatan Bali.
Apalagi desa adat telah diakui secara sah oleh UU yaitu UU Provinsi Bali. Selain itu Bali mempunyai keunikan yaitu adanya dualitas desa, desa adat dan desa dinas dan diakui secara nasional. (Citta Maya/balipost)