TABANAN, BALIPOST.com – Ketua Majelis Desa Adat Kabupaten Tabanan sekaligus Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Tabanan, I Wayan Tontra, tutup usia pada Senin (7/10).
Almarhum sebulan lalu membuat album foto dari seluruh file foto aktivitasnya yang tersimpan di handphone, dengan alasan untuk bisa dipelihara oleh anak cucu jika dirinya meninggal nanti.
Tontra mengembuskan nafas terakhir di RSUD Tabanan sekitar pukul 23.00 WITA, setelah lama berjuang melawan komplikasi penyakit yang diidapnya.
Getol bergelut dalam berbagai aktivitas adat, budaya, dan agama sejak puluhan tahun membuat sosok Wayan Tontra sangat dikenal tidak hanya di Kabupaten Tabanan, melainkan sampai di tingkat provinsi dan nasional. Dalam kondisi sakit pun, Tontra tetap kekeh untuk terus beraktivitas. Namun sayang, di usia 71 tahun, perjalanan Tontra terhenti lantaran didiagnosa kanker sumsum tulang belakang.
Ditemui di rumah duka, di Banjar Dinas Kelating Dangin Jalan, istri almarhum, I Gusti Ayu Made Murniati bersama keluarga tengah menyiapkan sarana upacara untuk pengabenan yang akan dilaksanakan, Minggu 13 Oktober 2024.
Murniati yang setia menemani suami selama sakit pun mengaku tidak memiliki firasat apapun akan kepergian almarhum.
Ia menceritakan, almarhum memang memiliki riwayat sakit dan bolak-balik berobat ke RS sejak bulan Januari 2024 lalu.
Hampir tiap bulan Tontra menjalani opname di RS.
Sembuh sedikit sudah beraktivitas lagi. Murniati yang juga Ketua Pakis Tabanan ini menyampaikan, suaminya terakhir masuk rumah sakit pada Galungan lalu, dan sempat rawat inap selama 13 hari hingga akhirnya meninggal dunia pada Senin malam.
Kepergian Tontra meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi sejumlah tokoh masyarakat. Seperti disampaikan Bendesa Adat Kelating, I Dewa Made Maharjana yang mengaku saat kehilangan sosok yang getol melestarikan adat, agama, dan budaya ini.
Maharjana menyebut, Tontra sangat baik dan bijaksana dalam memberikan pemahaman tentang adat dan menjaga keharmonisan antar umat. Dedikasi dan pengayoman Tontra bagi masyarakat sangat besar.
Dalam kiprahnya, I Wayan Tontra menjadi salah satu penggerak dalam penyusunan dan penyempurnaan awig-awig serta tata titi adat di Tabanan. Kegetolan dan pemahamannya yang mendalam tentang adat menjadikannya sebagai soko guru yang tak tergantikan dalam menjaga kearifan lokal serta harmoni antar masyarakat.
Ketua MDA Kecamatan Tabanan, Gusti Siwa Genta juga mengaku kaget akan informasi berpulangnya Wayan Tontra. Ia pun merasa kehilangan atas kepergian seorang tokoh panutan adat, agama, dan budaya dari Tabanan ini. (Puspawati/balipost)