Pasangan calon Bupati Badung, I Wayan Suyasa (kiri) dan Wakil Bupati Badung, I Putu Alit Yandinata bertemu dengan relawan di Cemagi, Badung. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pasangan calon Bupati Badung, I Wayan Suyasa, dan Wakil Bupati Badung, I Putu Alit Yandinata, yang mengusung program “Sejahtera, Bahagia Merata”, diundang oleh para relawan untuk bertatap muka. Pertemuan berlangsung di kediaman Putu Suyanta, salah satu tokoh masyarakat di Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi.

Wayan Suyasa dan Putu Alit Yandinata dalam kesempatan itu menyampaikan program kerja yang dikemas dalam slogan “Sejahtera, Bahagia, dan Merata”.

Kehadiran pasangan calon ini didampingi sejumlah tokoh, seperti Bendesa Adat Buduk, Ida Bagus Gede Putra Manubawa, yang juga merupakan anggota DPRD Badung, serta anggota Fraksi Golkar DPRD Badung seperti I Putu Sika Adi Putra dan I Nyoman Suparta. Selain itu, hadir pula tokoh masyarakat Cemagi, I Nyoman Sutrisno.

Baca juga:  Antisipasi Gesekan saat Pilkada, KPU Badung Siapkan Strategi

Pasangan calon nomor urut 01, yang akan dipilih pada 27 November 2024, juga didampingi oleh Ketua Tim Pemenangan Suyadinata, Agung Bagus Tri Candra Arka. Dalam kesempatan tersebut, Wayan Suyasa dan Alit Yandinata bergantian memaparkan program kerja mereka. Program-program ini akan disampaikan kepada calon pemilih dalam Pilkada serentak mendatang.

Salah satu program yang disampaikan adalah pemerataan dana, per banjar adat akan menerima Rp1 miliar per tahun, dan setiap desa adat akan menerima Rp2 miliar per tahun. Alit Yandinata menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan Yadnya di banjar adat dan desa adat. Misalnya, dana ini dapat digunakan untuk memperbaiki pura, membeli wastra, dan lain sebagainya.

Baca juga:  "Kumenyar Rumning Pura” Warnai Apel HUT ke-14 Ibu Kota Mangupura

“Dana tersebut juga dapat diberikan kepada pemangku, serati banten, hingga meningkatkan kesejahteraan pecalang di setiap desa adat. Jadi, tidak perlu lagi menggunakan fasilitator,” tegas Alit Yandinata.

Selain itu, dana untuk banjar adat dapat digunakan untuk berbagai kegiatan Yadnya di tingkat banjar, serta memberikan bantuan kepada krama adat, baik dalam situasi suka maupun duka. Dana ini dapat digunakan untuk upacara seperti ngotonin, metatah, hingga kegiatan Yadnya lainnya.

“Program ini dirancang dalam satu kerangka tanpa harus mengajukan proposal berulang kali, karena dana sudah tersedia di masing-masing banjar adat dan desa adat,” ujar Alit Yandinata, yang telah terpilih empat kali sebagai anggota DPRD Badung.

Baca juga:  Tatap Muka dengan Tokoh Adat, Kapolres Tekankan Prokes dan Kondusifitas Pilkada

Politisi asal Abiansemal ini menjelaskan bahwa program tersebut serupa dengan tradisi “ngejot” di banjar, di mana setelah semua warga banjar menerima bagian secara merata, barulah kegiatan tersebut dilanjutkan ke banjar atau desa lainnya.

“Begitu pula dengan program ini, dibagikan secara merata kepada seluruh masyarakat Badung. Setelah merata, baru program ini diperluas ke wilayah lainnya,” tambahnya.

Selain program pemerataan dana, pasangan Suyadinata juga menyiapkan berbagai program lain, seperti penanganan kemacetan dan solusi atas krisis air yang sering dikeluhkan masyarakat.

Suyasa juga berjanji akan membuka komunikasi seluas-luasnya selama masa kepemimpinannya, sehingga masyarakat dapat memberikan kritik dan saran, baik secara langsung maupun melalui media sosial. (kmb/balipost)

BAGIKAN