Suasana diskusi yang digelar serangkaian Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) ke-21, Kamis (10/10) di Sanur, Denpasar. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemenang Sastra Rancage 2024 untuk Sastra Bali sekaligus Dosen Sastra Jawa Kuno, Carma Mira menyoroti minimnya minat generasi muda dalam membaca karya sastra berbahasa Bali.

Hal ini diutarakannya saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar serangkaian Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) ke-21, Kamis (10/10) di Sanur, Denpasar.

Ia menilai stigma karya sastra berbahasa Bali yang kurang keren menjadi salah satu penyebab minimnya minat baca.

Kendala itu, menjadi salah satu persoalan yang harus dihadapinya sebagai penulis karya sastra berbahasa Bali.

Baca juga:  Presiden Joe Biden Tinggalkan Bali

Kendala lainnya adalah penguasaan bahasa Bali meski secara keleluasaan ia lebih bebas berekspresi dengan Bahasa Bali.

Sebagai perempuan Bali, ia juga melihat masih minim penerbit yang yang ingin menerbitkan karya berbahasa Bali. Maka dari itu ia berharap UWRF dapat menjadi ajang mengangkat karya sastra lokal atau daerah ke kancah internasional agar semakin dikenal.

Ia pun melihat diperlukan terjemahan dari karya sastranya yang berbahasa Bali ke dalam bahasa asing agar semakin dipahami orang berbagai negara.

Baca juga:  Video WNA Bertindak Asusila Diduga di Canggu Viral, Kadispar Bali Bantah Lokasinya

Sementara itu, terkait pelaksanaan UWRF yang telah memasuki 21 kali, penyair Pranita Dewi mengatakan karya sastra bersifat personal sehingga kegiatan ini menjadi ajang yang bagus bagi pengagum maupun penikmat karya sastra untuk mencari inspirasi dan ide-ide baru.

Pendiri dan Direktur UWRF Janet DeNeefe mengatakan ajang ini diharapkan menjadi wadah bagi penulis lokal untuk tampil di panggung internasional. Keterlibatan penulis lokal juga makin banyak dalam kegiatan yang berlangsung dari 23 sampai 27 Oktober 2024 di Ubud ini.

Baca juga:  Gudang Logistik Kantor BPBD Bali Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Di antaranya, Made Adnyana Ole, Wayan Jengki Sunarta, Kadek Sonia Piscayanti, Putu Juli Sastrawan, Oka Rusmini, Sugi Lanus, dan Bagus Ari Saputra. Akan ada lebih dari 250 pembicara dari Indonesia dan berbagai penjuru dunia juga hadir. Penerima Nobel Perdamaian 2021 Maria Ressa, adik dari Pramoedya Ananta Toer, Soesilo Toer, penulis buku ‘Gadis Kretek’ yang baru-baru ini diadaptasi oleh Netlix, Ratih Kumala, dan penyanyi-penulis lagu Sal Priadi, dijadwalkan hadir. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN