DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Minggu (13/10), krama Desa Adat Kesiman menggelar tradisi ngerebong. Ritual ini akan dipusatkan di Pura Agung Kesiman mulai pagi hingga malam hari.
Ritual ngerebong diawali dengan parade penjor. Sebanyak 32 sekaa teruna teruni di Desa Adat Kesiman pada Sabtu (12/10) malam mengikuti parade penjor.
Penjor yang ditampilkan semua ukuran besar bahkan terkesan wah namun tetap sesuai dengan tatwa penjor untuk upacara yadnya.
Para sekaa teruna sudah memadati areal pura petilan kesiman sejak Sabtu siang. Mereka semua memasang penjor kreasi berukuran besar, tak jarang ada penjor yang sampai tingginya 15 meter.
Yang paling seru adalah ketika para sekaa teruna ini menancapkan penjor yang memerlukan tenaga puluhan orang dengan teknik tradisional tanpa boleh menggunakan alat berat.
Disitulah kekompakkan dan kerjasama tim diuji bagaimana membuat penjor yang lengkap dan langsung menancapkannya secara mandiri. Kekompakkan ini juga menjadi aspek penilaian selain keindahan.
Atraksi memasang penjor ini mendapat sambutan dari warga yang menyaksikan. Tak jarang akibat terkena angin kencang saat menancapkan penjor ujungnya oleng ke kanan dan ke kiri,namun akhirnya sukses berdiri tegak. Saat itulah tepuk tangan bergemuruh bagi kesuksesan STT yang memasang penjor secara sempurna.
Jro Bendesa Adat Jesiman I Ketut Wisna menegaskan semua biaya penjor ditangani mandiri sekaa teruna. Ia membantah adanya kesan jorjoran dalam lomba kali ini karena panitia sudah menyeragamkan tinggi dan ukuran penjor.
“Sekaa teruna bebas mewujudkan tema asalkan sesuai dengan pakem yakni sebagai penjor upacara yadnya, sarat kreativitas,” ujarnya.
Warga yang menyaksikan pemasangan penjor ini kagum dengan keindahan penjor semua peserta. Selain besar, tingkat kesulitan membuat hingga memasang penjor sangat menarik. (Sueca/balipost)