Sejumlah pemedek hendak bersembahyang di Pura Uluwatu, Badung. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Puncak pujawali di Pura Uluwatu akan dilaksanakan pada Angara Kasih Medangsia, Selasa (15/10). Ida Bhatara akan nyejer selama tiga hari dan pada Jumat (18/10) masineb pukul 10.00 WITA.

Yang menarik kali ini serangkaian pujawali akan diisi dengan penyapsap petapakan Ratu Ayu Rambut Sedana Pura Kulat. Ranglingsir Pura Luhur Uluwatu dari Puri Jro Kuta, Drs. I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya, Minggu (13/10) mengungkapkan hasil paruman di Desa Pecatu bahwa pujawali di Pura Uluwatu akan dimulai mundut Ida Bhatara dari Pura Parerepan menuju Pura Uluwatu pada pukul 09.00 WITA dan berakhir pada pukul 11.00 WITA.

Baca juga:  Gempabumi Rahina Wraspati Pon Sasih Kedasa, Ini Maknanya Menurut Lontar Palalindon

Saat pujawali disertai dengan Guru Bendu Piduka diputut Ida Pedanda Istri Raka. Sedangkan nyapsap petapakan Ratu Ayu Rambut Sedana dipuput Ida Pedanda Giri Dwijaguna

Sementara puncak piodalan dipuput Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa, dan Ida Pedanda Isana Manuaba, Abiansemal.

Sore harinya prasanak Ida Bhatara katuran kembali ke pura masing masing. Saat itu juga dilakukan pujawali di Pura Kulat (masih bagian dari Pura Uluwatu).

Baca juga:  Kompensasi Kerjasama Pasar Senggol, Desa Adat Gianyar Ditawari Rp400 Juta Setahun

Sementara malam hari di Pura Parerepan juga dilakukan piodalan.

Sejumlah tokoh yang terlibat dalam upacara ini antara lain Angga Puri Agung Jrokuta, Jro Mangku Gede Pura Luhur Uluwatu, dan pemangku dari Desa Adat Pecatu dan Puri Agung Jrokuta. Pengampok Desa Adat Pecatu dan warga Badung akan mengikuti acara ini.

Agar umat tak terjebak kemacetan, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya yang akrab dipanggil Turah Joko ini mempersilakan pemedek mengatur waktu dan menghindari keberangkatan saat Ida Bhatara lunga dari Parerepan ke Pura Uluwatu pukul 09.00-11.00 WITA.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 Bali Kembali Bertambah, 5 Kabupaten Ini Tambah Warga Meninggal

Pangempon juga telah mengimbau truk proyek tidak menggunakan jalur ini saat puncak piodalan. Agar monyet penghuni Alas Kekeran Uluwatu menjadi jinak, pengempon juga menghaturkan banten khusus agar umat bisa sembahyang dengan baik. (Sueca/balipost)

BAGIKAN