MANGUPURA, BALIPOST.com – Krama Desa Adat Ungasan, Kuta Selatan, melaksanakan serangkaian upacara adat penting yang terdiri dari Ngingsah, Mebumi Suda, Naceb Sunari, dan Nyengker Setra.
Upacara ini merupakan bagian dari Karya Tawur Labuh Gentuh, Ngenteg Linggih, dan Padudusan Agung di Pura Segara Desa Adat Ungasan.
Puncak karya ini dijadwalkan akan berlangsung pada Anggara Kliwon Medangsia, 15 Oktober 2024 mendatang.
Turut hadir sebagai saksi dalam upacara ini, Raja Klungkung ke-12, Ida Dalem Semara Putra, serta Ketua Majelis Desa Adat Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, yang juga menandatangani prasasti pura sebagai simbol penting upacara tersebut.
Kelian Desa Adat Ungasan, Wayan Disel Astawa, yang ditemui setelah acara, menjelaskan rangkaian upacara Karya Tawur Labuh Gentuh, Ngenteg Linggih, dan Pedudusan Agung ini digelar menyusul rampungnya pembangunan Pura Segara di Desa Adat Ungasan.
Pembangunan pura segara ini dimulai sejak tahun 2021 dengan mendapatkan bantuan hibah dari Provinsi Bali sebesar Rp1,7 miliar rupiah. Dana tersebut digunakan untuk membangun pelinggih, penyengker, serta beberapa pembangunan di Pura Dalem Pelangka.
Dalam keterangannya, Wayan Disel Astawa yang didampingi Manggala Prawartaka Karya Made Suada dan sejumlah pemangku desa, menambahkan bahwa pembangunan Pura Segara juga melibatkan dana swadaya yang bersumber dari pendapatan Pantai Melasti dan pasar adat yang dikelola oleh desa. Total biaya pembangunan mencapai sekitar Rp6 miliar.
Ia juga menyampaikan rasa syukur atas keberkahan yang telah diberikan oleh Ida Betara kepada krama Desa Adat Ungasan.
Pada upacara besar di Pura Segara Desa Adat Ungasan ini, Ida Rsi Wayahan Suta Dharma Jaya Giri dari Geria Punduk Dawa, Klungkung, bertindak sebagai Yajamana Karya, memimpin pelaksanaan upacara dengan khidmat.
Upacara ini tidak hanya menjadi wujud penghormatan kepada Ida Betara, tetapi juga menjadi simbol penting dalam menjaga dan melestarikan tradisi adat serta spiritualitas krama Desa Adat Ungasan. (Parwata/balipost)