Oleh Viraguna Bagoes Oka
Dengan semakin gencar dan maraknya persaingan dalam pesta demokrasi pilgub/cawagub, cabup/cawabup dan wali kota/wawali di Bali, penulis tergerak untuk ikut bisa sekedar memberikan masukan dengan harapan agar Pilkada Bali bisa berjalan lancar, damai dan dapat menghasilkan pemimpin Bali yang kompeten, kredibel, tangguh dan terpercaya.
Untuk kepemimpinan Bali ke depan, baik untuk
Cagub/Cawagub maupun Bupati/Wabup semoga bisa
memenuhi kriteria pemimpin antara lain sebagai berikut:
Gubernur/Wagub yang memiliki akses strategis yang
harmoni dan dukungan kuat dari kepemimpinan nasional di Pusat untuk memudahkan kelancaran kinerja dalam mengelola Bali yang telanjur menjadi salah satu tujuan utama bagi wisatawan dan
pelaku usaha (businessman) dari mancanegara dan domestik.
Gubernur atau Wagub yang bisa kerja sama bersinergi
dalam satu komando dengan para bupati/wali kota se-Bali (konsep one island management) dalam rangka tata kelola mengatasi dan menangani kompleksitas permasalahan Bali yang sudah telanjur akut, seperti kemacetan, sampah, transportasi, pengangguran/
lapangan kerja lokal dan kepadatan penduduk/kemiskinan.
Kepemimpinan Bali yang kompeten, kredibel dan terpercaya serta memiliki jiwa petarung sehingga pemimpin Bali ke depan bisa menjadi role model atau teladan sehingga layak untuk diberikan kewenangan khusus oleh pemerintah pusat dalam industri pariwisata.
Bali tidak memiliki sumber daya alam sehingga Bali bisa mandiri dalam menghasilkan sumber dana sendiri atas kewenangan, khusus melalui kewenangan pengelolaan keimigrasian, pengelolaan investasi masuk Bali dan pengelolaan pintu masuk Bali berbasis lokal wisdom guna mewujudkan pariwisata Bali yang berkualitas (quality tourism).
Dalam Bidang Perekonomian dan dunia usaha, Bali dalam 5 bulan terakhir telah mengalami deflasi (antara 0,25 – 0,35) yang persisten mencermikan bahwa daya beli masyarakat Bali telah tergerus berkelanjutan dari Mei 2024 hingga September 2024. Hal ini menjadi tantngan tersendiri terhadap dunia usaha dan perekonomian Bali di tengah anomali bahwa pertumbuhan Bali saat ini tercatat di 4%. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Disinyalir kuat bahwa pertumbuhan yang terjadi saat
ini sebagian besar dipicu oleh deras masuknya dana-dana dan investasi yang masuk dari luar Bali dan luar negeri yang dibawa para investor/kontraktor yang juga dari luar Bali. Sementara pelaku usaha lokal dan dunia usahanya stagnan sehingga daya belinya melemah (deflasi).
Di bidang perekonomian hal ini menjadi tantangan
terberat namun tetap ada peluang bagi calon gubernur
Bali terpilih yang cerdas, kompeten, kredibel dan me-
miliki kepemimpinan/leadership dengan jiwa petarung
dan entrepreneur competency.
Semoga Bali ke depan tetap harmoni.