Prof. I Nyoman Sucipta. (BP/Istimewa)

Oleh I Nyoman Sucipta

Pengurangan emisi gas rumah kaca dalam sektor pertanian adalah langkah penting dalam menghadapi perubahan iklim dengan pertanian konservasi. Pertanian konservasi adalah salah satu pendekatan yang berkelanjutan untuk menjaga kesehatan tanah dan ekosistem sambil meningkatkan produktivitas pertanian.

Konsep ini berfokus pada tiga prinsip utama: pengolahan tanah minimal, rotasi tanaman, dan penanaman tanaman penutup. Masing-masing mempunyai prinsip serta dampaknya yaitu pengolahan tanah minimal (No-tillage).

Pengolahan tanah minimal berarti meminimalkan gangguan pada tanah dengan tidak membajak atau mengolahnya secara berlebihan. Ini menjaga struktur tanah tetap stabil, mengurangi erosi, dan meningkatkan retensi kelembaban. Tanah yang tidak diolah juga dapat menyimpan lebih banyak karbon karena gangguan minimal terhadap mikroorganisme yang membantu siklus karbon.

Dampak positif mengurangi emisi CO2, mengurangi
pembajakan tanah mengurangi pelepasan karbon dari tanah ke atmosfer, karena pengolahan yang berlebihan biasanya melepaskan karbon yang tersimpan di dalam tanah. Meningkatkan kesuburan tanah, dimana organisme tanah seperti cacing dan mikroba tetap aktif, membantu memperbaiki struktur tanah dan menjaga siklus nutrisi.

Baca juga:  Pertanian Kota Berkelanjutan

Tanaman yang berbeda memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda, dan beberapa tanaman (seperti kacang-kacangan) dapat menambah nitrogen ke tanah, yang sangat penting bagi tanaman berikutnya. Mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia, dengan mengatur rotasi tanaman, petani dapat mengurangi penggunaan pupuk sintetis yang dapat berkontribusi terhadap emisi dinitrogen oksida (N2O).

Penanaman tanaman penutup adalah praktik menanam tanaman di antara musim tanam utama untuk melindungi tanah. Tanaman penutup seperti kacang-kacangan, rumput, atau tanaman penutup lainnya membantu mengikat tanah, mencegah erosi, serta menambah bahan organik dan nutrisi ke dalam tanah.

Dampak Positif

Penanaman tanaman penutup dengan mengurangi erosi tanah dimana akar tanaman penutup menjaga struktur tanah tetap kuat, sehingga tanah tidak mudah hanyut oleh air atau terbawa angin. Manfaat Lingkungan dari Pertanian Konservasi adalah mengurangi emisi gas rumah kaca.

Pertanian konservasi dapat mengurangi emisi CO2 melalui pengolahan tanah yang lebih sedikit dan praktik rotasi tanaman yang baik. Pertanian konservasi adalah solusi yang berkelanjutan dan efisien untuk mengurangi dampak lingkungan negatif dari kegiatan pertanian, khususnya terkait dengan emisi gas rumah kaca.

Baca juga:  Fenomena ”Seminar” Kian Eksis

Dengan meminimalkan pengolahan tanah, mengimple-
mentasikan rotasi tanaman, dan memanfaatkan tanaman penutup, petani dapat menjaga produktivitas lahan, mengurangi erosi, serta meningkatkan penyerapan karbon di dalam tanah, yang semuanya berkontribusi pada ketahanan pangan dan mitigasi perubahan iklim.

Pertanian konservasi menawarkan sejumlah manfaat lingkungan yang signifikan karena pendekatannya yang berkelanjutan. Dengan menekankan pengelolaan tanah yang baik, penggunaan sumber daya yang bijaksana, dan perlindungan ekosistem, pertanian konservasi membantu mengurangi dampak negatif dari praktik
pertanian konvensional.

Berikut adalah beberapa manfaat lingkungan dari pertanian konservasi. Pengurangan erosi tanah. Penyimpanan Karbon (Carbon Sequestration) Pertanian konservasi memainkan peran penting dalam penyimpanan karbon di tanah. Pengolahan tanah minimal dan penanaman tanaman penutup dalam pertanian konservasi membantu mengurangi erosi.

Dengan mengurangi erosi dan meningkatkan retensi air di dalam tanah, pertanian konservasi meningkatkan efisiensi penggunaan air. Tanaman penutup membantu mengurangi penguapan air, sementara tanah yang kaya bahan organik mampu menahan air lebih lama, sehingga mengurangi kebutuhan irigasi. Meningkatkan
keanekaragaman hayati.

Baca juga:  Bersatu Padu Mengatasi Depresi Ekonomi Bali

Pertanian konservasi mendorong keanekaragaman hayati di dalam dan sekitar lahan pertanian. Rotasi tanaman dan penggunaan tanaman penutup membantu
menjaga ekosistem yang seimbang dengan menyediakan habitat untuk berbagai spesies tanaman,
hewan, dan mikroorganisme tanah.

Hal ini juga membantu mengendalikan hama secara alami, mengurangi kebutuhan pestisida kimia. Pengurangan penggunaan bahan kimia. Karena rotasi tanaman dan tanaman penutup dapat secara alami memperkaya tanah dengan nutrisi (seperti nitrogen dari leguminosa), pertanian konservasi mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia dan pestisida.

Tanaman penutup juga dapat menekan pertumbuhan gulma secara alami, mengurangi penggunaan herbisida. Mengurangi risiko banjir dan melindungi daerah aliran Sungai.

Penulis, Guru Besar Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana.

BAGIKAN