Ilustrasi. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Mata minus dalam istilah medis disebut sebagai miopia merupakan gangguan  penglihatan yang membuat seseorang tidak bisa fokus pada objek yang  jauh. Hal ini menyebabkan objek tampak buram.

Saat ini di kalangan generasi Z, mata minus kerap dijumpai. Hal ini tak lepas dari getolnya mereka menatap layar gadget.

Melansir dari Halodoc, seseorang yang mengidap kondisi ini akan mengalami kesulitan melihat benda jarak jauh. hal itu dikarenakan pada miopia, cahaya yang dipantulkan benda masuk ke mata melalui kornea dan difokuskan oleh mata ke retina.

Namun, pada mata normal, lensa dan kornea membiaskan cahaya yang masuk, sehingga bayangan objek yang terfokus pada retina.

Penyebab Mata Minus

Penyebab mata minus masih belum diketahui. Namun, American Optometric Association menyebutkan penyebab miopia bisa dipengaruhi oleh faktor genetik dan kebiasaan sehari-hari.

Berikut ini adalah beberapa penyebab mata minus yang umum terjadi, dilansir dari HelloSehat:

1. Genetik

Penyebab mata minus yang sering tidak disadari adalah faktor keturunan atau genetik. Jika salah satu orangtua mengalami rabun jauh, kemungkinan sang anak terkena juga besar.

Risikonya semakin besar jika kedua orang tuanya menderita rabun jauh. Sampai saat ini, penelitian menyatakan bahwa ada 40 gen yang menjadi penyebab seseorang mengalami rabun jauh.

Baca juga:  Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Bertambah 634 Orang

2. Kebiasaan Membaca dan Bermain Gadget

Meski bukan penyebab utama miopia, kebiasaan membaca bisa meningkatkan risiko terkena miopia. Apalagi jika terlalu sering membaca dalam kondisi cahaya redup dan  terlalu dekat dengan mata.

Orang yang gemar membaca mempunyai risiko lebih tinggi terkena miopia dibandingkan orang yang jarang membaca buku. Namun, jika menggunakan perangkat dalam kondisi yang sama, terdapat juga risiko miopia akibat membaca dalam jarak dekat atau dalam cahaya redup.

Oleh karena itu, sebaiknya biasakan membaca dan menulis dengan jarak kurang lebih 40 sentimeter (cm) dari layar atau buku.

3. Jarang Melakukan Aktivitas di Luar Ruangan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa miopia juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan yang sedikit melakukan aktivitas di luar ruangan. Pasalnya, kondisi pencahayaan dalam dan luar ruangan berbeda sehingga berdampak buruk pada kesehatan mata.

Pencahayaan dalam ruangan biasanya lebih redup dan terbatas dibandingkan cahaya alami di luar ruangan. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan mata menjadi lelah dan mengurangi kemampuannya dalam melihat cahaya.

Baca juga:  Ini, Kronologis Ngamuknya ODGJ hingga Perlu 7 Jam Mengamankan

Oleh karena itu, jika keadaan mengharuskan beraktivitas di dalam ruangan, usahakan pencahayaan di dalam ruangan seterang mungkin agar tidak merusak mata.

Perawatan mata minus tidak boleh dilakukan sembarangan, karena salah memilih perawatan justru dapat membahayakan mata. Oleh karena itu, sebelum menentukan pilihan, cari tahu dulu berbagai jenis  terapi mata minus yang biasanya direkomendasikan dokter.

Bagi kalian yang merasa semakin tidak nyaman memakai kacamata atau lensa kontak, namun tidak tahu banyak tentang pilihan terapi mata minus yang tersedia, berikut  beberapa langkah terapi mata yang dapat Anda pertimbangkan, dilansir dari Alodokter:

1. Terapi Refraktif Kornea

Terapi mata negatif ini tidak memerlukan operasi melainkan menggunakan lensa kontak khusus. Fungsi lensa ini adalah memperbaiki kelengkungan kornea  dengan memberikan tekanan pada kornea secara bertahap. Kornea sendiri merupakan bagian bola mata yang berwarna.

Metode ini memungkinkan cahaya menyinari retina Anda secara langsung sehingga Anda dapat melihat dengan jelas dari jarak jauh. Lensa kontak ini digunakan pada malam hari dan dipakai seperti lensa kontak biasa.

2. Laser Mata

Prinsip operasi mata laser  adalah menggunakan sinar laser untuk memperbaiki bentuk kornea. Kornea mata terdiri dari dua lapisan: lapisan dalam (stroma) dan lapisan luar (epitel). Miopia bisa terjadi karena kornea  terlalu cembung. Dengan terapi laser, kornea mata dapat dibuat lebih pipih sehingga cahaya dapat jatuh tepat pada retina.

Baca juga:  Kembalinya Strategi "Link and Match"

Dengan terapi laser, minus pada mata akan berkurang sehingga ukuran lensa kacamata atau lensa kontak pun dapat berkurang atau bahkan tidak perlu digunakan sama sekali.

3. Implan Lensa

Selain operasi mata laser, lensa intraokular juga dapat digunakan sebagai salah satu bentuk pengobatan miopia. Selama operasi ini, lensa buatan dimasukkan ke dalam mata sehingga cahaya menyinari retina secara langsung, sehingga memberikan Anda penglihatan yang lebih jelas.

Seperti perawatan mata minus lainnya, implan lensa dianggap aman. Namun, operasi ini masih tergolong jarang dan terbatas, dan terutama digunakan untuk penderita miopia yang sangat parah.

Untuk mengetahui terapi mata negatif mana yang cocok untuk penyakit mata kalian, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter. Dokter kemudian akan menjelaskan secara detail pengobatan yang akan dilakukan, termasuk persiapan, pemulihan, dan efek samping apa saja yang mungkin terjadi. (Cahya Dwipayanti/balipost)

BAGIKAN