DENPASAR, BALIPOST.com – Bali sebagai pulau yang relatif kecil dan padat penduduk, tentu akan sulit memperoleh hunian dengan luas lahan yang memadai.
Menurut Arsitek, Ricky Putra, dalam memaksimalkan lahan sempit, terutama di daerah perkotaan, konsep hunian tropical kontemporer bisa menjadi pilihan. Pilihan style rumah seperti ini selain bisa digunakan untuk hunian sendiri, bisa juga disewakan karena mengadopsi konsep akomodasi.
Ia menuturkan, konsep tropical kontemporer ini pada umumnya terlihat dari struktur dan dindingnya. Selain itu juga memanfaatkan ruang yang ada agar dapat berfungsi. “Seperti misalnya sisa lahan yang ada beberapa meter kita manfaatkan menjadi ruang untuk masuknya pencahayaan,” ujar owner The Sare Bali ini, Sabtu (19/10).
Pada umumnya kualitas material yang digunakan cukup baik, namun kembali tergantung nilai kebermanfaatan atau pun kebutuhan. “Struktur, dinding pada umumnya sama namun yang membedakan biasanya orang yang membeli rumah dari developer, dapatnya genteng metal, dindingnya di cat dan menggunakan keramik,” ujarnya.
Dengan pengalaman mengerjakan proyek sendiri, ia mengaku bisa mengeksplorasi material yang berbeda untuk menjadi tempat tinggal. Sehingga secara material untuk hunian tropical tidak terlalu mahal.
Untuk atap, dalam konsep tropikal, mengutamakan bentuk yang terlihat lebih rapi dan slim. Untuk mendapatkan aksen itu bisa dengan menggunakan semen board untuk atap. “Bahan atapnya bukan metal atau terakota, tapi semen board. Kita bisa menjamin bahan itu bisa untuk jangka panjang dan keamanan karena kita pikirkan juga pada waktu hujan jangan sampai bocor,” ujarnya.
Untuk konsep kamar mandi, penggunaan yang tidak full keramik dan semi outdoor akan membuat seperti tinggal di vila. Menurutnya belum tentu aman menggunakan full keramik sehingga agar dapat tetap mempertahankan hunian berkonsep akomodasi (bisa disewakan kembali) bukan untuk rumah tinggal, maka di area kamar mandi dibuatkan lubang atau ruang terbuka untuk shower, sehingga terlihat semi outdoor.
“Tapi tetap aman karena ada atap transparan,” ujarnya didampingi Kendrick Sumolang, owner Tuantana Property.
Ciri khas tropical lainnya terlihat dari lay out. Konsep tropical ini adalah hunian yang dapat beradaptasi terhadap iklim. “Jadi ketika cuaca panas, agar tidak terlalu panas, tetap adem tanpa AC, cahaya cukup dengan pemasangan kaca, sehingga dapat mengurangi penggunaan lampu meski kaca dari sisi harga lebih mahal dari tembok,” ujar Ricky yang sedang mengerjakan proyek Sare Cempaka di Jalan Hang Tuah ini.
Agar hunian terlihat lebih luas, menurutnya penggunaan kaca akan sangat membantu. Sehingga tepat untuk hunian di perkotaan yang lahannya tidak terlalu luas. Selain itu penggunaan pintu sliding dapat menghemat space, meski dari sisi harga lebih mahal daripada pintu biasa. (Citta Maya/balipost)