Ilustrasi. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali merupakan salah satu daerah yang belum bebas rabies hingga kini. Penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia ini ditularkan melalui hewan penyebaran rabies (HPR), seperti anjing, kelelawar, kucing, dan monyet.

Penyakit yang menyerang sistem saraf pusat ini disebabkan oleh lyssavirus. Virusnya ditularkan melalui air liur, gigitan, cakaran, dan jilatan pada kulit yang luka pada hewan terinfeksi rabies.

Baca juga:  Kena Imbas, Kunjungan Wisman ke Dua Obyek Wisata di Tabanan Ini

Hewan yang berisiko tinggi menularkan rabies adalah hewan liar dan hewan peliharaan yang umumnya belum pernah mendapatkan vaksinasi rabies.

Gejala penyakit ini biasanya muncul 3 hingga 12 minggu setelah kontak langsung dengan hewan pengidap rabies. Gejala rabies pada manusia muncul secara bertahap.

Berikut beberapa awal gejala rabies yang muncul yaitu, yang dilansir dari situs halodoc:

– Peningkatan suhu tubuh
– Sakit kepala
– Merasa tidak enak badan
– Rasa tidak nyaman di lokasi gigitan

Baca juga:  Ini, 10 Kasus Terbanyak di 2017 yang Ditangani BRSU Tabanan

Setelah beberapa hari, gejala tambahan mungkin muncul yaitu:

– Kebingungan atau perilaku agresif.
– Melihat atau mendengar hal-hal yang tidak nyata (halusinasi).
– Banyak air liur yang keluar dari mulut.
– Kejang otot.
– Kesulitan menelan dan bernapas.
– Tidak bisa bergerak (lumpuh).

Selain itu, ada juga beberapa dampak yang dialami seseorang saat tertular rabies yaitu:

– Hidrofobia atau rasa takut berlebihan terhadap air meningkat.
– Produksi air liur bertambah.
– Fotofobia atau sensitif terhadap cahaya. (Ni Wayan Linayani/balipost)

Baca juga:  Karangasem Larang PNS Pindah Keluar Kabupaten
BAGIKAN