Sejumlah sekaa melakukan penanaman bibit padi memasuki musim tanam kedua di salah satu Subak di Jembrana. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Memasuki akhir tahun, para petani di Kabupaten Jembrana memasuki masa tanam kedua (gaduh) dalam setahun. Dengan masih minimnya hujan, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana tetap meminta para petani untuk mewaspadai kemarau dengan sejumlah langkah antisipasi.

Dari pemetaan, tiga kecamatan menjadi perhatian dan rawan kering yakni Melaya, Negara, dan Pekutatan. Saat ini, akibat terbatasnya produksi panen padi, harga gabah melonjak naik, dari sebelumnya Rp6.200 per kilogram menjadi Rp6.500 hingga Rp7.000 per kilogram gabah kering panen (GKP).

Baca juga:  Dua Faktor Ini, Sebabkan Luas Tanam Padi di Bali Tak Terpenuhi

Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Komang Ngurah Arya Kusuma, Minggu (20/10) kemarin, mengatakan, saat ini harga gabah di petani mengalami kenaikan. Pemicunya karena produksi yang terbatas dimana kurang dari 40 persen dari total luas sawah aktif di Kabupaten Jembrana.

“Selain itu juga, habis tanam palawija, sekarang baru mulai tanam kedua. Yang menjadi kekhawatiran, belum musim hujan. Tetap kita imbau ke petani melalui subak-subak untuk antisipasi,” ujar Arya Kusuma.

Baca juga:  Dibatasi 2 Tabung, Warga Beli LPG Pakai e-KTP di Jembrana

Wilayah yang rawan kering di Jembrana, menurutnya, ada di Kecamatan Melaya meliputi Tukadaya, Ekasari, dan Nusasari. Di Kecamatan Negara antara lain di Pengambengan, dan di Kecamatan Pekutatan meliputi Pangyangan dan Gumbrih. Di beberapa subak di Kecamatan Melaya juga menjadi program perluasan areal tanam (PAT) dari Kementerian Pertanian dengan optimalisasi lahan, pompanisasi dan irigasi perpompaan, serta varietas padi gogo.

“Ada sekitar 400 hektar tanah kering dengan padi gogo. Tapi belum semua panen. Padi gogo ini varietas yang tahan di lahan kering. Tetapi memang produksinya kecil antara 4-5 ton per hektar,” terangnya.

Baca juga:  Bupati Keluarkan SE Larangan, Puluhan Reklame Rokok Ditertibkan

Sementara, rata-rata produksi per hektar umumnya di Jembrana 6,2 ton. Tetapi, dengan perluasan lahan itu diharapkan membantu hasil produksi. Dinas Pertanian mengimbau pada musim tanam kedua ini untuk memperhatikan kondisi kemarau dengan antisipasi menggunakan pompa air, memilih varietas padi yang tahan di lahan kering, dan pengairan terputus. (Surya Dharma/balipost)

 

BAGIKAN