MANGUPURA, BALIPOST.com – Atraksi kembang api yang diselenggarakan berdekatan dengan upacara umat Hindu di Pantai Berawa menjadi sorotan masyarakat. Buntutnya, Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Badung, I Ketut Suiasa meminta agar investor menghormati kearifan lokal.
Suiasa menyatakan bahwa setiap kegiatan di wilayah Badung harus mempertimbangkan kepentingan semua pihak, bukan hanya satu golongan tertentu. Dalam keterangannya, Suiasa juga meminta para pengusaha yang beroperasi di Badung untuk lebih memperhatikan dan menghormati kearifan lokal.
“Koordinasi dan komunikasi itu tidak bisa dilakukan secara mendadak, melainkan harus berkelanjutan. Dari pengalaman ini, mudah-mudahan kejadian serupa tidak terulang lagi,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah daerah telah melakukan pendekatan dan dialog dengan investor serta masyarakat setempat. Ia menekankan pentingnya koordinasi yang berkesinambungan antara pemerintah, pengusaha, dan warga. Suiasa juga mengimbau para investor untuk menjaga dan melestarikan budaya serta adat Bali, khususnya yang berkaitan dengan prosesi keagamaan.
“Kegiatan berskala besar yang melibatkan banyak orang, seperti pesta kembang api, tidak boleh mengganggu pelaksanaan adat dan agama. Sebab, setiap kegiatan harus memperhatikan budaya lokal dan tidak boleh hanya berpusat pada kepentingan satu pihak,” ujarnya.
Suiasa menambahkan, ada berbagai cara untuk memastikan sinergi antara investasi dan pelestarian kearifan lokal. Salah satunya adalah dengan mengedepankan komunikasi yang baik dan tidak bersifat egoistis. “Jangan hanya melihat dari sisi kepentingan sepihak, tetapi lihatlah dari skala kebermanfaatan yang lebih luas untuk masyarakat,” tuturnya, seraya meminta agar pengusaha dan masyarakat dapat menjaga hubungan yang harmonis.
Namun demikian, Suiasa menegaskan bahwa Kabupaten Badung tetap terbuka untuk investasi. Menurutnya, investasi sangat dibutuhkan untuk pembangunan daerah, namun ia meminta agar investor selalu menjunjung tinggi nilai-nilai lokal. “Kami membutuhkan investasi, tetapi investasi itu harus menghormati kearifan lokal,” tegasnya.
Pernyataan tersebut menjadi sorotan bagi berbagai pihak, terutama para pelaku usaha di sektor pariwisata dan hiburan yang sering mengadakan kegiatan besar di kawasan pantai. Dengan menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara perkembangan ekonomi dan pelestarian budaya, Pemerintah Kabupaten Badung berharap agar kejadian yang melibatkan pesta kembang api di Pantai Berawa tidak terulang di masa mendatang.
Suiasa juga menyampaikan bahwa keberadaan investor dan pelaku usaha di Kabupaten Badung tidak hanya penting bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga harus menjadi bagian dari upaya untuk melestarikan budaya dan adat setempat. “Pengusaha yang berinvestasi di Badung harus menghormati kearifan lokal, bukan hanya dari segi ritual agama, tetapi juga budaya sehari-hari masyarakat Bali,” ungkapnya.
Dengan demikian, diharapkan bahwa semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun investor, dapat bekerja sama untuk menciptakan kondisi yang harmonis. Jika hal itu terwujud maka perkembangan ekonomi dapat berjalan selaras dengan pelestarian adat dan budaya Bali. (Parwata/balipost)