DENPASAR, BALIPOST.com – Istilah ‘jam koma’ kini trending di kalangan remaja. Bahkan istilah ini kerap muncul di berbagai platform media sosial, seperti Instagram dan TikTok.
Apa sebenarnya arti dari istilah “jam koma”? Dikutip dari berbagai sumber, “jam koma” berasal dari kata “jam”, yang berarti waktu, dan “koma”, yang berarti keadaan tidak aktif atau kesadaran yang terputus.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh anak-anak untuk menggambarkan ketika seseorang merasa sangat lelah, terutama setelah melakukan aktivitas seharian, sehingga tubuh dan otak tidak selaras. Istilah ini muncul seiring dengan peningkatan tekanan dan kesibukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan pekerja dan mahasiswa.
Lalu bagaimana cara menanganinya?
1. Hindari kelelahan dan stres
Faktor penyebab “jam koma” ini cukup kompleks dan terkait dengan berbagai elemen gaya hidup kontemporer, salah satu faktor utamanya adalah kurang tidur.
Paparan terus-menerus terhadap media sosial dan perangkat elektronik juga mengganggu pola tidur karena tubuh terus beraktivitas dan produktif. Akibatnya, tubuh menjadi lelah dan pikiran menjadi stres.
Sebisa mungkin, hindari lah untuk merasa lelah dan stres sehingga tidak mengalami
jam koma.
2. Biasakan makan teratur dan konsumsi air secukupnya
Kebiasaan makan yang tidak teratur dan jarang minum air putih juga bisa memicu jam koma. Usahakan atur pola makan dan konsumsi air secukupnya sehingga tubuh tidak mudah lelah dan energi yang diperlukan tubuh juga tidak berkurang.
3. Power napping
Tidur singkat selama sekitar lima belas hingga tiga puluh menit, adalah salah satu solusi yang paling mudah dan telah terbukti efektif untuk meningkatkan fokus dan meningkatkan energi.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mengisi kembali energi tubuh, meningkatkan daya ingat, konsentrasi, suasana hati, menurunkan tekanan darah, memperbaiki otot dan jaringan, dan meningkatkan produktivitas.
4. Atur pola tidur
Selain itu, sangat penting untuk mempertahankan pola tidur yang sehat dan memastikan bahwa tubuh mendapatkan waktu istirahat yang cukup, seperti 7 hingga 8 jam setiap malam.
Jika setelah melakukan berbagai pencegahan ini, kalian masih mengalami “jam koma”, cobalah melakukan aktivitas fisik sederhana, seperti jalan kaki singkat atau peregangan. (Dimas Bayu Erlangga/balipost)