DENPASAR, BALIPOST.com – Makin terjangkaunya harga skin care dan banyaknya varian menjadikan penggunaannya sebuah kebutuhan, terutama di kalangan remaja. Padahal, penggunaan skin care disarankan jika terjadi masalah pada kulit, bukan sebaliknya. Demikian disampaikan salah satu pimpinan klinik kecantikan, Noviana Supit, Rabu (23/10) saat ditemui di Denpasar.
Ia mengakui zaman sekarang, terutama setelah pandemi COVID-19, penggunaan skin care telah dilakukan sebelum terjadi masalah, terutama pada remaja. Noviana menyebut remaja masa kini sudah sangat familiar dengan skin care sehingga mudah untuk mencoba-coba produk yang sedang tren di kalangan mereka atau di sosial media.
Namun, ungkap Direktur dari Erha Clinic Group itu, perilaku tersebut justru dapat menimbulkan masalah. “Krena coba-coba skin care akan memperparah masalah kulitnya. Itu karena situasi sekarang, dengan perkembangan sosial media, pembuatan konten tentang skin care di sosial media kerap membuat remaja mudah tergiur, namun itu justru membuat terjadi masalah pada kulitnya, karena kondisi kulit orang berbeda-beda. Mungkin 1-2 kali mencoba tidak ada masalah, namun ketika digunakan dalam jangka waktu lebih lama mungkin akan timbul masalah,” paparnya.
Ia pun menyarankan sebelum mencoba skin care, sebaiknya berkonsultasi ke dokter kulit untuk mencari tahu masalah, sensitivitas, dan lainnya. “Dari hasil tersebut, maka dokter akan menyarankan penggunaan skin care dengan kandungan yang sesuai dengan kebutuhan kulitnya,” urainya.
Menurutnya, merk tidak menjadi soal asal memperhatikan kandungan dalam skin care tersebut. Misalnya orang dengan kulit berminyak berjerawat tidak dianjurkan menggunakan skin care yang mengandung bahan Salycylic Acid dan Retinol. “Sehingga tidak akan salah pilih skin care walaupun berbeda merk,” terang perempuan yang sudah lama berkecimpung di bidang kecantikan ini.
Dalam hal menjaga kulit, yang paling penting menurutnya adalah sunscreen. Sunscreen dibutuhkan perempuan maupun laki-laki dari berbagai usia agar kulit tidak mengalami penuaan dini. Tanda-tanda penuaan diantaranya, kusam, kerut, hilangnya elastisitas, kering, dan flek.
Ia berharap masyarakat semakin aware terhadap kondisi kulitnya. “Jangan tunggu ada masalah, baru mencari pelayanan kesehatan kulit. Justru dari sekarang harus mengecek kondisi kulit. Janganlah sampai keburu ada problem, cegah dini, mencegah lebih baik dari mengobati dalam hal kulit juga berlaku,” sarannya. (Citta Maya/balipost)