Suasana di Dammamaya Denpasar Cyber Monitor. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Smart city atau kota cerdas menjadi tema dalam debat pertama Pilkada Denpasar yang berlangsung pada 19 Oktober 2024. Sebenarnya apa dan bagaimana pengimplementasian konsep ini di sejumlah kota-kota di dunia?

Konsep pengembangan kota yang disebut Smart City adalah upaya menggabungkan teknologi komunikasi dan informasi untuk meningkatkan layanan publik dan kualitas hidup warganya.

Kota-kota ini didefinisikan sebagai kota inovatif yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kualitas hidup warga, efisiensi layanan, operasi, dan kompetisi kota, serta memastikan bahwa kota memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya generasi saat ini dan mendatang.

Bergantung pada masing-masing kota, ada beberapa pilar yang berfungsi sebagai landasan untuk pengembangan smart city.

Dilansir dari laman Aptika Kominfo Indonesia, pengembangan kota pintar di kawasan wisata prioritas bertumpu pada enam pilar utama untuk menciptakan lingkungan yang inovatif dan berkelanjutan.

Baca juga:  Diberlakukan Sejak 2016, Perda Insentif Penanam Modal Belum Diimplementasi

1. Pilar Smart Environment berfokus pada kebersihan, keteraturan, dan pengelolaan sampah tanpa menghilangkan unsur tradisional lokal.

2. Smart Economy memastikan penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam transaksi, mendorong sistem pembayaran non-tunai (cashless) di area wisata.

3. Smart Branding, kawasan ini meningkatkan daya tarik wisata untuk menarik lebih banyak pengunjung.

4. Smart Government menitikberatkan pada penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) untuk pelayanan publik yang lebih baik.

5. Smart Society meningkatkan kapasitas masyarakat lokal agar menjadi tuan rumah yang unggul dan ramah. Terakhir,

6. Smart Living menciptakan suasana aman dan nyaman bagi wisatawan melalui infrastruktur yang baik, termasuk transportasi dan logistik yang kondusif.

Di Denpasar sendiri, mengutip dari sejumlah sumber, konsep “Smart City” diterapkan di beberapa lembaga pemerintahan. Sebagai contoh, layanan digital Damamaya Denpasar Cyber Monitoring berfungsi sebagai pusat kontrol untuk semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di kota tersebut.

Baca juga:  AP II Implementasikan Konsep Transformasi Digital Kelola Bandara

Program ini memudahkan pemantauan kejadian seperti bencana melalui layanan darurat (112), pemantauan banjir, ATCS, Pro Denpasar, serta layanan administratif melalui aplikasi e-Sewaka Dharma.

Selain itu, Diskominfo Denpasar juga menjalankan program Safe City, yang bertujuan untuk memantau kondisi kota dalam menangani kebakaran, konflik, kecelakaan, kriminalitas, banjir, dan gempa bumi. Program ini diperkuat dengan aplikasi e-Kinerja dan e-Planning untuk memantau kinerja aparatur sipil negara (ASN).

Inovasi lain dari BPBD Kota Denpasar adalah program Damapancana untuk penanggulangan bencana dan Damakesmas untuk kesehatan masyarakat. Teknologi canggih seperti CCTV dipasang untuk memantau kemacetan dan kecelakaan, serta mempercepat respons terhadap bencana melalui pusat operasional Pusdalops.

Dalam Smart City Index (SCI) 2024, yang diterbitkan oleh Institute Management and Development (IMD), sebanyak 142 kota di seluruh dunia dikategorikan sebagai kota cerdas.

Baca juga:  Jajaki Kerja Sama, Wapimred People's Daily China Kunjungi Unud

Dari situs IMD, sebanyak 10 Smart City terbaik di dunia, kota-kota di Indonesia tidak ada yang lolos. Kesepuluh kota itu adalah Zurich, Swiss; Oslo, Norwegia; Canberra, Australia; Jenewa, Swiss; Singapura; Copenhagen, Denmark; Lausanne, Swiss, London, Inggris; Helsinki, Finlandia; dan Abu Dhabi, UAE.

Kota-kota tersebut terbilang unggul dalam layanan publik, ruang hijau, dan peningkatan kualitas hidup warga.

Tiga kota di Indonesia, yakni Jakarta, Medan, dan Makassar termasuk dalam indeks ini namun berada di luar 100 besar. Jakarta berada di urutan ke-103, Medan di urutan ke-112, dan Makassar di urutan ke-114. Meskipun peringkat global mereka lebih rendah, kota-kota ini termasuk dalam 10 besar di Asia Tenggara. (Dimas Bayu Erlangga/balipost)

BAGIKAN