Ilustrasi. (BP/Sumber Foto Alodokter)

DENPASAR, BALIPOST.com – Banyak ibu baru yang kerap mengalami perubahan suasana hati setelah melahirkan. Perubahan suasana hati dan kelelahan mental ini kerap disebut baby blues.

Dikutip dari Alodokter dan Hellosehat, umumnya baby blues hanya berlangsung hingga dua minggu setelah melahirkan. Namun, jika baby blues terus berlanjut, hal ini dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti depresi pascamelahirkan.

Berikut penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi baby blues, disarikan dari berbagai sumber:

Baca juga:  Di Tabanan, Enam Bayi Lahir saat Nyepi

1. Penyebab baby blues 

Penyebab pasti baby blues masih belum diketahui. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko baby blues, di antaranya perubahan hormon, sulit beradaptasi dengan peran sebagai ibu baru, kurang dukungan dari orang terdekat, dan pernah mengalami gangguan kesehatan mental.

2. Ciri-ciri baby blues

Sindrom baby blues biasanya terjadi dua hingga lima hari setelah ibu melahirkan. Secara umum, ada beberapa ciri yang menandakan kalian menderita baby blues, yakni mudah marah atau tersinggung, sering menangis, mudah merasa cemas, sulit tidur atau insomnia meskipun sangat lelah, sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan sederhana, kehilangan nafsu makan, dan merasa tidak tidak sayang dengan bayi yang baru dilahirkan.

Baca juga:  Turun, Angka Kematian Ibu Melahirkan di Buleleng

3. Cara mengatasi baby blues

Baby blues sebenarnya merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, kalian juga bisa melakukan beberapa langkah untuk mengatasi baby blues dengan istirahat yang cukup. Membagikan kisah dalam merawat bayi yang baru lahir dengan ibu baru lainnya juga berguna.

Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar mempercepat pemulihan dan bisa memberikan asupan nutrisi saat menyusui. Berusahalah mengonsumsi multivitamin dan asam lemak omega 3 untuk menjaga kesehatan.

Baca juga:  Buleleng Endemis DB, Warga Diingatkan Prilaku Hidup Sehat dan PSN

Menyediakan waktu untuk diri sendiri (me time) juga dapat membantu. (Ni Wayan Linayani/balipost)

BAGIKAN