Beberapa pengunjung menikmati kuliner di salah satu tenant yang ada di Graha Yowana Suci (GYS), Denpasar, Selasa (29/10). Pemkot Denpasar merancang GYS sebagai tempat anak muda untuk berkumpul dan beraktivitas. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Graha Yowana Suci (GYS) atau Pasar Suci yang dirancang untuk tempat anak muda berkumpul dan beraktivitas sudah mulai aktif dengan berbagai kegiatan. Hal ini tentu mendukung penjualan beberapa tenant yang bergabung di dalamnya. Kunjungan pada akhir pekan telah membludak, namun pada hari efektif masih menjadi tantangan.

Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf Dispar Kota Denpasar, I Wayan Hendaryana, Selasa (29/10) mengatakan, selama tiga minggu berjalan, jumlah pengunjung di sana sudah kurang lebih 1.500 orang. Beragam kegiatan aktif digelar di akhir pekan yakni Jumat, Sabtu, Minggu dan sejak tiga minggu lalu. Beberapa kegiatan yang sudah digelar seperti  cosplay, penampilan akustik hingga workshop.

Baca juga:  Penataan Pertokoan Suci Ditarget Rampung 15 Desember

Meski sudah mulai ada aktivitas di GYS, pihaknya mengatakan masih memiliki tantangan dalam menghadirkan orang setiap harinya. Pasalnya, GYS selalu ramai saat akhir pekan, dan akan sedikit sepi pada hari kerja. “Karena baru berjalan ada kesulitan-kesulitan yang kami alami. Salah satunya bagaimana kami mendatangkan orang ke sana di hari Senin sampai Kamis. Kalau Jumat, Sabtu, Minggu sudah lumayan ramai,” paparnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya pun membuka ruang bagi komunitas untuk berkegiatan di sana termasuk memberi usul saran. “Kemarin sudah bertemu dengan komunitas lari, jadi setiap Kamis mereka akan membuat kegiatan workout berkaitan dengan tips lari yang baik, juga beberapa komunitas sudah kami dekati. Nanti mereka bisa menggunakan GYS ini untuk latihan,” paparnya.

Baca juga:  Dari Bali akan Berlakukan PPKM Mikro hingga Kasus COVID-19 Baru di Bali Bertambah di Atas 380 Orang

Pihaknya berharap, ke depan tempat ini bisa menjadi ruang temu komunitas atau ruang ngobrol sharing atau pun nongkrong. Sementara untuk aktivitas tenant kata dia, baru 6 tenant yang aktif berjualan setiap hari dari 34 tenant yang lolos kurasi. “Sisanya masih proses pemasangan stand. Bulan November ini semua sudah berjualan di sana,” katanya.

Sebelumnya, Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata mengatakan tenant mendirikan sendiri tempat jualan mereka. Menurutnya, 34 tenant yang lolos kurasi akan menempati lantai 1 dan 2. Untuk lantai 1.A diisi dengan 16 tenant sedangkan lantai 1.B ditempati 4 tenan. Sementara, lantai 2.A ditempati 14 tenan seme tara lantai 2.B akan disewakan secara insidentil.

Baca juga:  Di Denpasar, Realisasi Dana Desa Capai 80 Persen

Untuk sewa tempat sudah dibebaskan alias gratis di awal, namun, pihaknya akan melakukan evaluasi paling lambat 3 tahun. Tenant saat ini hanya dikenakan Biaya Operasional Pedagang (BOP) senilai 50 persen dari BOP sebesar Rp80.000 per meter persegi perbulan pada lantai 1.A dan 1.B. Sedangkan lantai 2.A dan 2.B hanya dikenakan 40 persen dari total BOP sebesar Rp80.000 per meter persegi per bulan. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN