SEMARAPURA, BALIPOST.com – Karangan bunga ucapan duka terpajang rapi di depan kediaman Dewa Gede Sena, di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung. Setelah mantan Wakil Bupati Klungkung tersebut berpulang, Senin (28/10) sore, kerabat dan sahabatnya silih berganti berdatangan melayat.
Kabar meninggalnya tokoh masyarakat yang konsisten berjuang melawan segala bentuk korupsi di Bumi Serombotan tersebut, seketika mengejutkan banyak kerabatnya. Sebab, Dewa Sena tidak pernah mengeluh sakit.
Meski keluarganya sudah mengikhlaskan kepergian Dewa Sena, suasana duka masih sangat terasa di wajah keluarganya. Sebab, dari ibunda, adik-adiknya, anak-anak hingga ipar dan menantu, sama sekali tidak menyangka Dewa Sena meninggal secara mendadak.
“Ajik diketahui kondisinya seperti itu pertama kali oleh Niang (ibunda Dewa Sena). Sejak tiba di rumah saat sudah pagi, hingga jam tiga siang, dia belum bangun. Setelah dicek ke kamarnya oleh Niang, badannya sudah dingin,” terang Gede Angri, menantu Dewa Sena, saat ditemui di rumah duka, Rabu (30/10).
Saat dibawa ke rumah sakit, dia dinyatakan sudah meninggal dunia. Dewa Sena diduga mengalami serangan jantung hingga pembuluh darahnya pecah. Kerabat dan seluruh sahabatnya, tidak menyangka Dewa Sena sudah berpulang.
Sehari sebelumnya, sempat berdiskusi langsung dengannya soal dinamika politik Pilkada Klungkung, dengan kondisi sehat bugar. Bahkan, dia sempat mengikuti kampanye Koster-Giri di Nusa Penida. Sehingga, ketika mendengar kabar duka ini, banyak dari mereka yang datang langsung ke rumah duka Senin malam.
Gede Angri menambahkan jenazah Dewa Sena masih dititipkan di IPJ (Instalasi Penitipan Jenazah) RSUD Klungkung. Rencananya, Kamis (31/10), jenazah akan dipulangkan ke rumah duka di Desa Kusamba, untuk prosesi upacara nyiramang layon.
Setelah itu, jenazah akan berada di rumah duka selama tiga hari. Rencananya, almarhum Dewa Sena langsung diaben sekaligus ngeroras di Krematorium Kenangga di Desa Sampalan, Minggu (3/11) pagi.
Dewa Sena meninggalkan empat orang anak. Satu diantaranya masih duduk dibangku SMP.
Sepanjang perjalanan hidupnya, Dewa Sena, memang dikenal vokal dalam menyikapi isu-isu korupsi. Termasuk pergerakannya yang paling diingat publik, ketika mengungkap kasus besar dugaan korupsi, TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang) dan Gratifikasi yang melibatkan terpidana mantan Bupati Klungkung I Wayan Candra dan belasan pejabat teras lainnya.
Ia konsisten dengan prinsipnya itu, bahkan dia tergabung dalam LSM Garda Tipikor untuk meneruskan perjuangannya. Gerakan anti korupsi yang dia bangun sejak awal, mendapat banyak apresiasi dari masyarakat luas.
Selepas menjabat, dia masih menjadi figur yang sangat disegani di Bumi Serombotan. Karena dia selalu berani, vokal, dan aktif mendorong, mewadahi, bahkan mengeksekusi langsung ke aparat penegak hukum, jika ada perilaku koruptif oknum pejabat. Dewa Sena akan selalu dikenang sebagai salah satu tokoh masyarakat penting, pejuang anti korupsi. (Bagiarta/balipost)