Sejumlah koki sedang mempersiapkan makanan berkelanjutan, Rabu (30/10). (BP/may)

rMANGUPURA, BALIPOST.com – Konsep makanan berkelanjutan menjadi tren wisata kuliner dunia. Hal ini tak lepas dari makin meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan lingkungan dan meminimalkan jejak karbon. Demikian disampaikan Direktur Keberlanjutan Bali Hotel Association John H. Nielsen, Rabu (30/10) di sela-sela Festival Makanan Berkelanjutan Tahunan Keempat di Tanjung Benoa, Badung.

Ia mengatakan konsep makanan berkelanjutan merupakan landasan dari upaya pelaku pariwisata untuk meningkatkan kesadaran tentang hidangan yang berkelanjutan. Dalam kegiatan yang berlangsung selama 10 hari, 30 Oktober sampai 10 November, pihaknya memberikan kesempatan bagi para tamu untuk menikmati cita rasa Nusantara dengan konsep berkelanjutan melalui menu-menu yang disajikan di berbagai hotel anggota BHA.

Baca juga:  FORMI Denpasar Gelar Lomba Olahraga Tradisional

Nielsen juga mengutarakan lewat konsep ini, pelaku pariwisata mendukung petani dan produsen lokal. “Dengan memprioritaskan makanan yang diproduksi secara lokal, kami tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga mengeksplorasi beragam cita rasa dari berbagai pulau di Indonesia,” ujarnya.

Pelaku pariwisata dikatakan berkomitmen terhadap upaya menjaga keberlanjutan, salah satunya dengan menyajikan menu yang menggunakan bahan-bahan yang seluruhnya berasal dari Indonesia.

Ia juga menyoroti peran penting dari pengadaan bahan baku yang bijaksana dalam mengurangi dampak lingkungan. Dikatakan hampir 100 persen pelaku pariwisata menggunakan produk lokal, kecuali jika bahan itu tidak tersedia di Indonesia, maka impor menjadi pilihan.

Baca juga:  Dilarang, Konsumsi 5 Makanan Ini Usai Olahraga

Ditambahkan Direktur Eksekutif BHA Diah Ajung, sustainable food dan kompetisi memasak merupakan platform yang tepat untuk berbagai tujuan. Selain promosi produk lokal, kegiatan ini bisa memperkuat hubungan lokal, menghubungkan general manager dan chef dengan produsen lokal, juga mengangkat talenta chef lokal untuk unjuk gigi.

Menampilkan beragam produk berkualitas dan bersumber dari lokal, kompetisi memasak juga menunjukkan kekayaan alam yang ada di Bali. Pihaknya terus mendorong praktek bisnis yang berkelanjutan dengan mengedepankan model-model yang memiliki dampak signifikan terhadap produsen lokal. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Badung Surplus Produksi Beras
BAGIKAN