Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1 pada Pilkada 2024, Made Muliawan Arya - Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) saat debat terbuka di Denpasar, Rabu (30/10) malam. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – KPU Bali menggelar debat terbuka perdana Pilgub Bali di Sanur (30/10) malam, Debat perdana ini diikuti oleh dua pasangan calon (paslon) yakni Paslon nomor urut 1 Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dan Paslon nomor urut 2 Wayan Koster-Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri).

Debat perdana ini mengambil tema ‘Memformat Pariwisata Bali Berkelanjutan’. Tema ini dinilai sangat penting bagi Bali sebagai destinasi wisata dunia. Sebagaimana debat Paslon pada umumnya, ada sessie tanya jawab antara para Paslon. Dalam sesi tanya jawab inilah, Giri Prasta mempersoalkan data yang pernah dijelaskan oleh Made Muliawan Arya atau De Gadjah yang sangat fatal.

Baca juga:  Soal Nasib Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi, Ini Kata Menko AHY

Peristiwa kesalahan data yang dipresentasikan oleh calon Gubernur Bali Nomor Urut 1 Made Muliawan Arya (De Gadjah) kembali diungkit dalam debat terbuka perdana Pilgub Bali ini. Saat sessi tanya jawab, Calon Wakil Gubernur Bali nomor urut 2 I Nyoman Giri Prasta mencecar De Gadjah dengan pertanyaan terkait dengan data yang disampaikan oleh De Gadjah di hadapan para pengusaha dan asosiasi pariwisata di Bali.

Giri Prasta mempersoalkan data yang disampaikan oleh De Gadjah bahwa ada 53 juta orang wisatawan yang datang ke Bali. “Kalau benar ada 53 juta orang wisatawan yang datang ke Bali maka PAD Badung bisa melebihi dari Rp 30 triliun. Ini kalau berbicara tidak menggunakan data,” ujar Giri.

Baca juga:  Berikut Rincian Tambahan Pasien Meninggal COVID-19 Terbaru

Mendapatkan pertanyaan tersebut, De Gadjah akhirnya mengakui jika data yang dibeberkan saat pertemuan dengan elemen pariwisata Bali itu salah. Ia juga secara jujur mengakui bahwa penyampaian materi yang salah tersebut sempat menjadi viral di media sosial dan menjadi meme dari para netizen.

Ia meminta maaf atas insiden tersebut sebab telah membuat rakyat Bali bingung dengan data yang ada. “Saya sudah menyampaikan bahwa saya akui saya salah data. Kami salah menyebutkan angka data kunjungan ke Bali,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan jika kesalahan data tersebut bukanlah hal yang substansial sebab Bali butuh kualitas pariwisata dan bukan kuantitas. Quality tourism itu lebih penting agar Bali tidak dipenuhi oleh wisatawan yang tidak berkualitas.

Baca juga:  Calon Anggota DPD Ditetapkan Tersangka

Mendapat penjelasan tersebut, Giri Prasta menjelaskan data yang sesungguhnya. Menurut Giri Prasta, data yang sesungguhnya adalah Indonesia menargetkan 14 juta wisatawan yang datang ke Indonesia. Dari data tersebut, Bali ditargetkan sebesar 53% sebagai penyumbang wisatawan di Indonesia. Artinya, Bali harus menarik wisatawan lebih dari 7 juta lebih wisatawan untuk memenuhi target kunjungan nasional. Saat ini baru tercapai sebesar 6,8 juta orang wisatawan yang datang ke Bali. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN