DENPASAR, BALIPOST.com – Tingkat keterisian penumpang internasional business class ke Bali yang kerap penuh menandakan tingginya kunjungan wisatawan kelas atas. Hal ini menjadi peluang bagi Bali yang memiliki kawasan ekonomi khusus kesehatan (KEKK) untuk menawarkan wisata kesehatan premium. Demikian disampaikan Direktur Niaga Garuda Indonesia, Ade R Susardi, Kamis (31/10) di Sanur.
Ia mengatakan, kunjungan turis ke Bali kembali meningkat dan berpotensi meningkatkan ekonomi Bali lebih kuat. Dilihat dari jumlah penumpang direct flight ke Bali tingkat keterisiannya cukup bagus, baik penumpang domestik maupun internasional.
“Bahkan penumpang business class sering penuh. Untuk rute domestik ke Bali per harinya ada 10-11 penerbangan, sedangkan untuk rute internasional ke Bali baik dari Jepang, Australia, Korea daily (harian, red) ada penerbangan,” imbuhnya.
Dengan data itu, ia melihat ada potensi spending lebih besar yang bisa digali. Salah satu yang menjadi peluang untuk meningkatkan spending wisatawan adalah medical and wellness tourism.
Apalagi di Bali per Februari 2025 akan mulai dibuka Bali Internasional Hospital dengan 7 klinik internasionalnya. Pengembangan kawasan ini menjadi peluang bagi maskapai untuk menarik penumpang lebih banyak. “Angkanya sangat menjanjikan dengan meningkatnya flight internasional ke Bali dengan tawaran wisata kesehatan ini. Jadi diharapkan dapat menarik wisatawan asing dan domestik untuk spending treatment di sini,” ujarnya
Sementara itu, Direktur Utama PT Hotel Internasional Sanur Indonesia Doddy Akhmadsyah mengatakan, maskapai menjadi pintu pembuka market yang lebih luas untuk menggarap calon konsumen, khususnya kelas menengah atas.
Ia mengungkapkan rumah sakit internasional di KEKK Sanur berkapasitas 255 kamar rawat inap dengan dua kelas pilihan, yaitu VIP dan president suite. Ditambah 10 kamar untuk mendukung pemulihan pasien pascaperawatan di rumah sakit.
Ke depan dengan melihat tren yang ada, menurutnya masyarakat internasional ingin menikmati layanan kesehatan gigi sehingga hal ini bisa menjadi peluang mengingat di luar negeri biayanya cukup mahal. (Citta Maya/balipost)