NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Batuagung yang merupakan salah satu desa tua di Jembrana, berupaya membangkitkan budaya lokal dengan menghidupkan kembali sejumlah kesenian lokal.

Sejumlah kesenian yang dikenal berkembang di Desa Batuagung, seperti Pleret, Wayang Wong, Jegog dan kesenian lainnya.

Desa Adat Batuagung di Kecamatan Jembrana berupaya menguatkan adat dan budaya melalui sejumlah even di tingkat desa maupun banjar.

Desa yang berada di jantung kota Negara ini juga memiliki sejumlah potensi kearifan lokal dan tempat wisata. Diperkirakan terdapat lebih dari 2.000 kepala keluarga yang terdata yang diantaranya menggeluti sejumlah kesenian khas desa tua di Jembrana ini.

Baca juga:  Ritual Melukat Ditawarkan ke Puluhan Ribu Peserta WWF ke-10

Bendesa Adat Batuagung, Ida Bagus Komang Mudiastika, mengatakan dengan potensi wilayah yang cukup luas dan kearifan lokal desa, berupaya tetap mempertahankan sejumlah kesenian khas Batuagung.

Dengan membuka ruang kegiatan berkesenian melibatkan anak-anak muda.

Seperti festival Banjar Batuagung yang  bertujuan untuk melestarikan budaya tradisional bali dan seni modern. Begitu halnya dengan kegiatan lain termasuk mendorong beberapa tempat wisata di Batuagung seperti Gelar dan Puncak JR.

Baca juga:  Menjaga Bumi, Melindungi Generasi Bali

Selain itu juga ruang bagi pelaku UMKM menyajikan kuliner khas Jembrana seperti jaje bendu berikut proses pembuatan, lawar kelungah, sambel lindung dan lain-lain.

Selain untuk perkembangan ekonomi juga salah satu upaya melestarikan seni budaya bali khususnya di Desa Batuagung.

Desa Adat Batuagung terbagi menjadi sembilan banjar adat dengan wilayah yang cukup luas hingga perbatasan dengan hutan. Di antaranya banjar Batuagung, Taman, Tegalasih, Sawe, Palungan Batu, Banjar Anyar, Petanahan, Masean dan Pancaseming. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  ‘Ngaturang Banjotan,' Tradisi Unik di Desa Adat Pererenan

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN