SINGARAJA, BALIPOST.com – Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, kembali menyuguhkan keunikan budaya dalam upacara Ngusaba Desa Sarin Tahun akhir oktober lalu.

Tradisi unik yang dikenal dengan nama Ngigel Desa kembali digelar dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat

Dalam balutan kostum klasik yang khas, para penari menampilkan gerakan yang tidak teratur, berbeda dari tari Bali modern yang penuh pakem. Diiringi gamelan Bali, mereka menari mengelilingi obor yang diletakkan di madya mandala, menari dengan bebas tanpa batasan aturan gerakan.

Baca juga:  Desa Adat Petiga Serius Tangani Sampah Berbasis Sumber

Bentuk tarian ini menjadi simbol kebebasan yang mengakar dalam budaya masyarakat Padangbulia.

Bendesa Adat Padangbulia, Gusti Nyoman Wisana menyebutkan tradisi ini adalah warisan leluhur yang sudah dilakukan turun-temurun. Ngigel Desa adalah bagian dari upacara Ngusaba yang mencerminkan keseharian masyarakat, mayoritas yang berprofesi sebagai petani.

Prosesi penting lainnya juga mendahului tarian ini, seperti Mendak Candi Karang dan Rejang, sebagai rangkaian menuju puncak perayaan Ngusaba.

Baca juga:  Bulan Bahasa Bali Sebulan, Dimulai Awal Februari

Ia menambahkan gamelan yang digunakan dalam Ngigel Desa pun memiliki makna tersendiri. Gamelan yang digunakan hanya satu jenis, mengarahkan krama desa pada perilaku yang baik, seirama dengan tujuan upacara. Tradisi Ngigel Desa di Desa Padangbulia ini tidak hanya mempererat rasa kebersamaan masyarakat, tetapi juga menjadi wujud syukur mereka kepada leluhur.

Momen ini memperlihatkan kekuatan budaya lokal yang terus hidup dan lestari, menghidupkan semangat warga untuk terus menjaga dan menghormati nilai-nilai warisan budaya. Ini merupakan warisan yang terus dilestarikan ke anak cucu. Karena ini sudah turun temurun. (Nyoman Yudha/balipost)

Baca juga:  Pemajuan Kebudayaan di Masa Pandemi, Perupa Hadirkan Situs Peradaban Bali Tua

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN