Ilustrasi. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perusahaan teknologi, Meta, akan mengizinkan lembaga pemerintah AS dan kontraktor keamanan nasional untuk menggunakan model kecerdasan buatannya (Artificial Intelligence –AI), Llama, untuk keperluan militer.

Llama merupakan AI open-source terbaru dan terbesar yang pernah dirilis oleh Meta. Dikutip dari TechCrunch, model ini dilatih menggunakan 16.000 GPU Nvidia H100, memanfaatkan teknik pelatihan dan pengembangan terbaru yang membuatnya kompetitif dengan model proprietari terkemuka seperti GPT-4o dari OpenAI dan Claude 3.5 Sonnet dari Anthropic.

Llama 3.1 405B dapat menangani berbagai tugas, mulai dari pemrograman dan menjawab pertanyaan matematika dasar hingga merangkum dokumen dalam delapan bahasa (Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Portugis, Hindi, Spanyol, dan Thailand). Model ini hanya mendukung teks, yang berarti tidak dapat menjawab pertanyaan tentang gambar, tetapi hampir semua pekerjaan berbasis teks bisa dilakukan, seperti menganalisis file PDF dan spreadsheet.

Baca juga:  Daya Beli dan Jumlah Kunjungan Wisman Menurun

Seiring diizinkannya penggunaan Llama untuk bidang militer, Meta juga menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan kontraktor pertahanan seperti Lockheed Martin dan Booz Allen, serta perusahaan teknologi yang berfokus pada pertahanan seperti Palantir dan Anduril.

Presiden urusan global Meta, Nick Clegg, menyatakan dalam posting blognya pada hari Senin bahwa perusahaan saat ini mendukung “penggunaan yang bertanggung jawab dan etis,” teknologi yang mendukung Amerika Serikat serta “nilai-nilai demokrasi” dalam persaingan global untuk supremasi kecerdasan buatan.

Baca juga:  Zulkifli Hasan Kutuk Serangan Teroris di Sumut

Tn. Clegg menulis “Meta ingin memainkan perannya untuk mendukung keselamatan, keamanan, dan kemakmuran ekonomi Amerika dan juga sekutu terdekatnya.”

Dia juga menyatakan bahwa “penerapan model AI sumber terbuka Amerika secara luas melayani kepentingan ekonomi dan keamanan.”

Selain Amerika Serikat, perusahaan akan berbagi teknologinya dengan Kanada, Inggris, Australia, dan Selandia Baru, yang merupakan anggota aliansi intelijen Five Eyes, menurut seorang juru bicara Meta.

Diterangkan pada Maginative, Pengumuman dari Meta ini juga menunjukkan bagaimana aplikasi pertahanan sudah mulai muncul.

Sementara Scale AI menyempurnakan model untuk operasi militer tertentu, Oracle menggunakan Llama untuk membantu teknisi pesawat mendiagnosis masalah dengan lebih cepat.

Baca juga:  Tenun Tradisional Bali di Ambang Bahaya

Untuk meningkatkan proses pembuatan kode dan analisis data, Lockheed Martin telah memasukkan Llama ke dalam pabrik AI-nya.

Perkembangan ini terjadi pada saat yang sangat penting. Reuters melaporkan minggu lalu bahwa para peneliti Tiongkok telah membuat sistem AI militer Tiongkok dengan menggunakan model Llama 2 milik Meta.

Dalam hal ini, Meta menggarisbawahi fakta bahwa Tiongkok telah berinvestasi besar dalam pengembangan AI dilaporkan telah mengalokasikan lebih dari satu triliun dolar, melampaui kemampuan AS. (Dimas Bayu Erlangga/balipost)

BAGIKAN