Istana Wanshou, destinasi wisata di Nanchang Jiangxi yang memadukan nilai tradisi dan modernitas berhasil menarik pengunjung bukan hanya pecinta wisata sejarah tetapi juga para generasi muda. (BP/Istimewa)

NANCHANG, BALIPOST.com – Sekitar 1600 tahun lalu, pegunungan yang mengelilingi Nanchang Jiangxi, menjadikannya sering dilanda bencana banjir. Xu Xun seorang pendeta Tao dengan kecerdasannya berhasil mengendalikan banjir.

Xu Xun juga seorang pendeta yang sangat bijak dan berpengetahuan tinggi hingga disebut sebagai Penguasa Kesempurnaan dan Penyelamat Agung. Usianya konon mencapai 136 tahun dan ketika meninggal, Dewa memberikannya berkah naik ke surga bersama 42 pengikut dan hewan-hewan peliharaannya.

Berkat jasanya, rakyat Nanchang membangun semacam istana yang kemudian disebut sebagai Istana Wanshou yang berarti istana dia yang berumur panjang dan kini menjadi destinasi wisata andalan Kota Nanchang Jiangxi.

Baca juga:  Nanchang, Ibu Kota Jiangxi yang Terus Melaju Menuju Kota Modern dan Maju

Pemerintah setempat telah melakukan beberapa kali pemugaran. Terakhir, setelah 6 tahun proses pemugaran dibuka kembali dengan wajah barunya pada 2022. Istana Wanshou disulap menjadi pusat wisata yang memadukan antara nilai tradisi dan modernitas.

Ribuan wisatawan mengunjungi istana yang menyerupai sebuah biara ini, terutama pada malam hari. Penataan yang baik berhasil menjadikannya kawasan yang menarik tidak hanya penggemar wisata sejarah tetapi juga kaum muda karena unsur modernitasnya.

Para pengunjung destinasi wisata Istana Wanshou ini akan disajikan kisah Xu Xun yang berhasil mengendalikan banjir dengan simbol patung naga di tengah sebuah kolam terikat dengan 8 rantai. Konon suatu ketika ada yang melepaskan rantai pengikat naga, banjir kembali melanda.

Baca juga:  Bali Ajukan PEN Triliunan Rupiah untuk Biayai Pembangunan Ini 

Pada bagian berikutnya, ada patung Xu Xun berukuran raksasa beserta 12 murid setianya. Ada juga patung-patung mereka yang menjadi guru spiritual Xu Xun. Sementara di bagian utama berdiri patung Dewa tertinggi dalam kepercayaan Tao.

Daya tarik destinasi wisata ini mungkin banyak dipengaruhi pula oleh keberadaan ratusan toko penjual pernah pernik dan kuliner khas Nanchang. Berbagai makanan lezat dapat dinikmati dengan harga terjangkau.

Pernak-pernik yang bernilai seni tradisi juga tersedia. Penataan yang modern menjadikannya nyaman untuk dinikmati. Dan yang untuk memasuki kawasan ini, tidak dikenakan kontribusi alias gratis.

Baca juga:  Lestarikan Budaya, Digelar "Klungkung Menari"

Para delegasi kepala desa, lurah dan Bendesa dari Bali yang melakukan studi banding atas undangan Konjen China mengakui destinasi Istana Wanshou ini sangat baik dari penataannya.

Kepala Desa Kutuh Badung, Wayan Mudana mengatakan pemerintah Jiangxi menyiapkan destinasi ini dengan infrastruktur yang tertata rapi. “Sangat nyaman dan rapi. Saya tidak melihat ada sampah meskipun pengunjungnya bisa mencapai ribuan orang,” ujarnya.

Suatu saat Mudana ingin kembali mengunjungi Nanchang terutama Istana Wanshou. Ia pun menyampaikan terima kasih atas undangan dari Konjen China. “Ini kesempatan sangat baik yang diberikan kepada kami,” katanya. (Nyoman Winata/balipost)

BAGIKAN