DENPASAR, BALIPOST.com – Debat terbuka pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Denpasar yang kedua diselenggarakan pada Rabu (6/11) malam. Dalam debat yang berlangsung di Sanur, Denpasar itu, kedua pasangan calon yaitu Gede Ngurah Ambara Putra dan I Nengah Yasa Adi Susanto serta I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa hadir dan siap menjawab sejumlah pertanyaan panelis.
Dalam sesi tanya jawab terkait pendalaman visi misi paslon, persoalan urbanisasi mengemuka. Urbanisasi ini menjadi salah satu persoalan yang dihadapi Denpasar sebagai Ibu Kota Bali.
Menurut Jaya Negara pada intinya semua orang bersaudara. Dengan semangat menyama braya, calon wali kota nomor urut 2 ini optimis ada banyak yang bisa dilakukan dalam mengatasi urbanisasi ini.
Sementara itu, menjawab persoalan urbanisasi ini, paslon nomor urut 1 mengatakan Denpasar bisa mencontoh Singapura. Sebab, Singapura dinilai memiliki sistem urbanisasi yang baik sehingga negara itu bisa mengatasi dampak sosial yang timbul dari perpindahan penduduk ini.
Debat kedua Pilkada Denpasar mengambil tema “Denpasar Kota Ku Denpasar Rumah Ku” merupakan debat terakhir. Sub tema dalam debat ini adalah adat dan budaya, anak dan perempuan, kesehatan, kelompok disabilitas, kelompok marginal, dan tata kelola pemerintahan.
Pada debat kedua ini panggung debat mengalami sedikit perubahan. Selain merombak pengaturan panggung, KPU Denpasar turut mengubah sistem pengundian pertanyaan, dimana pada debat pertama pengundian sub tema debat dan nomor pertanyaan dipilih panelis, sementara pada debat kedua sub tema dipilih panelis namun nomor atau huruf soal dipilih pasangan calon.
Panelis dalam debat ini terdiri dari enam orang yaitu Wakil Rektor Akademik Universitas Mahasaraswati I Wayan Gde Wiryawan, Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja I Gede Suwindia, Dosen Hukum Universitas Ngurah Rai I Wayan Putu Sucana Aryana, Direktur LSM Bali Sruti Luh Riniti Rahayu, Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Bali Ni Putu Sri Harta Mimba, dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia Denpasar I Ketut Widiyasa. (Diah Dewi/balipost)