Paslon Koster-Giri memaparkan gagasan dan ide membangun Bali ke depan dalam Uji Publik Calon Pemimpin Pulau Dewata di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Rabu (6/11). (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 2, Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) menawarkan program subsidi biaya masuk perguruan tinggi (PT). Program ini terungkap saat Paslon Koster-Giri memaparkan gagasan dan ide membangun Bali ke depan dalam Uji Publik Calon Pemimpin Pulau Dewata di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Rabu (6/11).

Calon Gubernur Wayan Koster dalam pemaparannya selama 10 menit yang dipandu Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd., menyampaikan sejumlah program prioritas yang dilakukan jika memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali pada 27 November mendatang.

Koster didampingi Giri Prasta juga menjawab pertanyaan dari 8 orang panelis yang disiapkan panitia. Para panelis ini, yakni Prof. Nyoman Jampel, Prof. Wayan Artanayasa, Prof. Gede Rasben Dantes, Prof. Adi Yuniarta, Prof: I Nengah Suastika, Prof. I Made Sutama, dan Prof. I Ketut Sudiana.

Baca juga:  Vokasi Diperbanyak, Guru Jangan Hanya Tahu Teori

Koster di hadapan sekitar 1.300 mahasiswa yang hadir di Gedung Auditorium Undiksha Singaraja menjelaskan bahwa subsidi itu akan diberikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui dana hibah kepada seluruh perguruan tinggi yang terdapat di Pulau Dewata. “SDM (Sumber Daya Manusia, red) berdaya saing unggul sangat penting buat Bali, karena itu strategi penting kita adalah harus menaikan angka partisipasi yang masuk ke perguruan tinggi,” ujarnya.

Politisi PDIP jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menargetkan tingkat partisipasi lulusan SMA/SMK di Bali yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi mencapai 40 persen. “Kami akan bekerja sama dengan perguruan tinggi dengan mensubsidi biaya pendidikan masuk ke perguruan tinggi seperti di Undiksha,” tandasnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Raih Penghargaan Pelestarian Bahasa Daerah

Lebih lanjut, pria kelahiran Desa Sembiran, Buleleng ini menerangkan program ini sebagai salah satu strategi menaikkan angka partisipasi pendidikan masyarakat Bali. Menurut Koster angka partisipasi pendidikan masyarakat Bali tingkat SMA/SMK mencapai 98 persen. Namun untuk partisipasi pendidikan di jenjang Perguruan Tinggi (PT) saat ini hanya 34 persen.

“Partisipasi pendidikan di perguruan tinggi masih cukup rendah, ini yang didorong nanti anak-anak lulusan SMA/SMK bisa melanjutkan kuliah,” ujarnya.

Selain itu, Wayan Koster yang juga Gubernur Bali periode 2018-2023 ini juga telah merancang program biaya sekolah gratis untuk SMA/SMK bagi siswa miskin di Bali. Ia menyebutkan jumlah siswa SMA/SMK di Bali sebanyak 180 ribu orang dengan sepuluh persen atau 18.000 orang di antaranya adalah siswa dari keluarga miskin.

Baca juga:  Pergi Tak Pamit, Kakek Ditemukan Tewas di Sungai Saba

Selain itu, beasiswa siswa miskin dan subsidi masuk perguruan tinggi, anak-anak dengan nama Nyoman dan Ketut akan diberikan insentif. Sebab pertumbuhan penduduk di Bali saat ini hanya 0,67 persen.

Kondisi ini disebut Koster memicu populasi penduduk asli Bali cenderung menurun. Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini menyebut kalau tidak diantisipasi, nama Bali akan punah. “Nyoman dan Ketut itu hampir punah. Ketut tinggal 6 persen, Nyoman 18 persen dari penduduk Bali. Kalau tidak waspada nama-nama ini akan hilang. Bahaya, siapa nanti yang diajak menyama braya,” tegasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN