Prof. Terawan berbincang saat Kongres Internasional Ke-2 World Council for Preventive, Regenerative, and Anti-aging Medicine (WOCPM) di Kuta, Badung, Jumat (8/11). (BP/par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Bali akan dijadikan role model pengembangan pariwisata kesehatan (health tourism) di Indonesia. Dengan fasilitas dan infrastruktur pariwisata yang lengkap, Bali diharapkan mampu menjadi pusat kesehatan yang menarik bagi wisatawan lokal maupun internasional. Demikian mengemuka dalam Kongres Internasional Ke-2 World Council for Preventive, Regenerative, and Anti-aging Medicine (WOCPM) di Kuta, Badung, Jumat (8/11).

Kongres tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 74 negara, termasuk Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan Nasional, Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K).

Menurut Prof. Terawan, Bali memiliki infrastruktur penunjang pariwisata kesehatan, menjadikannya pilihan yang tepat sebagai role model. Jika program ini sukses, pemerintah berencana untuk mengembangkannya di berbagai daerah lain di Indonesia.

Baca juga:  Miris! Tahun Depan Kabupaten Terkaya di Bali Tak Punya Anggaran Bus Sekolah Gratis

“Kenapa Bali? Karena Bali memiliki infrastruktur pariwisata yang lengkap dan siap mendukung pariwisata kesehatan, sehingga cocok dijadikan role model. Jika berhasil di Bali, konsep ini akan diterapkan ke wilayah lain seperti Manado, Medan, Toba, Aceh, dan lainnya,” ujar Prof. Terawan.

Ia mengakui bahwa pengembangan pariwisata kesehatan memerlukan waktu dan harus dilakukan secara bertahap. “Untuk mewujudkan pariwisata kesehatan ini tidak mudah dan butuh waktu. Modelnya harus dibuktikan baik secara klinis maupun melalui literasi jurnal dan riset yang diakui dunia. Kita perlu berkolaborasi agar tidak tertinggal dalam layanan dan ilmu kesehatan, karena kita belum memulai,” tegasnya.

Baca juga:  Kasus Bayi Tewas di TPA, Ini Alasan Polisi Tetapkan Dua Tersangka

Prof. Terawan berharap Indonesia tidak akan tertinggal dalam bidang teknologi dan informasi kesehatan dengan adanya health tourism meskipun prosesnya membutuhkan waktu.

Sementara itu, Presiden Kongres WOCPM Ke-2, Prof. Dr. Deby Vinski, MSc., PhD., menekankan pentingnya kolaborasi internasional di bidang kesehatan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Ia menambahkan bahwa kongres ini akan membahas teknologi kesehatan terbaru, termasuk nutrisi, stem cell, nutrigenomik, dan terapi nutrisi yang sangat relevan untuk mengembangkan health tourism.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Harian Bali Terus di Atas 100 Orang, Kapasitas "Bed" RS Hampir Penuh!

Prof. Deby optimis pemerintah akan mendukung pengembangan pariwisata kesehatan melalui regulasi yang ada. Ia menegaskan bahwa regulasi saat ini tidak menghambat kemajuan, dan bahkan mendapat dukungan penuh dari pemerintah serta Presiden RI.

“Regulasi yang ada sudah cukup mendukung kemajuan Indonesia. Kami mengikuti regulasi yang sudah ditetapkan,” tandasnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN