DENPASAR, BALIPOST.com – Trem otonom sukses diuji coba di Solo pada 7 November 2024. Trem bertenaga baterai yang ramah lingkungan ini diuji coba di sepanjang rel kereta api di Jalan Slamet Riyadi di Solo, Jawa Tengah.
Jalan Slamet Riyadi dipilih karena kondisi lalu lintas campuran yang sangat cocok untuk pengoperasian trem, dengan jalur kereta bercampur dengan jalan raya dan persimpangan yang bebas digunakan oleh orang lain.
Dilansir dari laman resmi INKA, Program ini adalah hasil kerja sama antara PT Industri Kereta Api (Persero), juga dikenal sebagai PT INKA, dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk mengembangkan sistem transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Trem otonom ini dibuat untuk beroperasi secara otomatis di lingkungan dengan lalu lintas campuran atau mixed traffic. Banyak sensor, termasuk kamera, radar, LiDAR, dan GNSS, dipasang untuk mendeteksi objek di sekitar.
Perangkat komputasi tertanam menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengolah data yang dikumpulkan oleh sensor ini. Karena itu, trem dapat membuat keputusan secara mandiri.
Trem digerakkan oleh motor listrik yang didukung baterai berkapasitas 200 kWh. Dengan satu kali pengisian daya, baterai ini dapat menempuh jarak hingga 90 km.
Prof. Bambang Riyanto, Ketua Tim Peneliti ITB, dikutip dari laman ITB, mengutarakan dalam penelitian terkait dengan projek ini yang berjudul “Pengembangan Sistem Otonom dengan Artificial Intelligence untuk Trem Listrik Otonom”, pengembangan sistem otonom untuk trem ini sarat dengan teknologi kecerdasan buatan yang mengutamakan efisiensi dan keamanan.
Sistem ini memungkinkan trem beroperasi baik dengan maupun tanpa masinis di lingkungan lalu lintas campuran. Trem ini juga dilengkapi fitur object detection, collision avoidance assist, driver attention warning, speed limit assist pada mode pengemudian dengan masinis untuk meningkatkan keamanan, dan dilengkapi dengan fitur traffic sign recognition, adaptive cruise control dan autonomous emergency braking system pada mode otonom yang mampu mencegah potensi tabrakan.
Diharapkan, hasil riset ini menjadi tonggak baru bagi transportasi publik cerdas berbasis energi terbarukan di Indonesia yang dapat diterapkan di berbagai kota besar. (Dimas Bayu Erlangga/balipost)