Mesin pelebur bijih baja di pabrik baja Fangda Steel Special di Nanchang Jiangxi menjadi destinasi wisata grade 4A. Pemerintah Jiangxi menggarap sektor pariwisatanya dengan serius untuk menggerakkan ekonomi. (BP/ata)

DENPASAR, BALIPOST.com – Banyak pengalaman baru dari perjalanan selama 7 hari delegasi Kepala Desa, Lurah dan Bendesa adat ke Provinsi Jiangxi atas undangan Konjen China. Wartawan Bali Post, Nyoman Winata, yang ikut dalam delegasi merangkumnya dalam 2 tulisan yakni tentang pariwisata dan implementasi pemikiran Peradaban Ekologis Presiden Xi Jinping yang menjiwai pembangunan Jiangxi.

Pemerintah Provinsi Jiangxi mengembangkan sejumlah potensi wisatanya mulai dari situs budaya hingga keindahan alam. Bahkan pabrik dan program pengentasan kemiskinan juga jadi destinasi wisata. Salah satu pabrik yang disulap jadi destinasi wisata yakni pabrik baja Fangda Steel Special yang ada di Nanchang Ibu Kota Jiangxi.

Pabrik baja yang identik dengan lingkungan yang panas,  bising suara mesin serta tanur panas bersuhu ribuan derajat celsius berhasil disulap menjadi objek wisata yang mengedukasi sekaligus menyenangkan. Selain menyimak informasi sejarah, produk dan kinerja perusahaan, pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan baja.

Baca juga:  Paviliun Tengwang di Nanchang, Dikunjungi Ribuan Pelancong Setiap Hari

Fangda Steel Special oleh pemerintah China dimasukan wisata dengan grade 4A satu tingat di bawah grade tertinggi yakni 5A. Di China, setiap detinasi wisata diberikan peringkat berdasarkan sejumlah kreteria. Ini dapat menjadi indikator yang digunakan bagi wisatawan yang hendak memilih destinasi mana yang akan dikunjungi.

Perencanaan yang matang dan terintegrasi oleh Pemerintah Jiangxi China dalam mengembangkan sektor pariwisata terlihat di sejumlah objek wisata yang dikunjungi delegasi dari Bali. Istana Wanshou, Paviliun Tengwan, Museum Nasional Marquis Liu He, Rumah Hakka dan Lembah Yanming  termasuk objek wisata situs bersejarah. Sementara Sanbai Mountain di Anyuan sebagai wisata alam. Pusat inkubasi di Desa Xigang Shibu Nanchang merupakan destinasi wisata yang memanfaatkan program pengentasan kemiskinan.

Baca juga:  Istana Wanshou di Nanchang, Destinasi Wisata Perpaduan Tradisi dan Modernitas

Hampir seluruh destinasi wisata dilengkapi fasilitas terbaik, mulai dari infrastruktur jalan yang mulus, area parkir luas, tour guide, toilet bersih hingga penjualan pernak pernik untuk oleh-oleh. Petugas kebersihan selalu sigap memungut ceceran sampah.

Di setiap destinasi wisata, tersedia informasi melalui papan, peta hingga video virtual. Di Museum Marquis Liu He misalnya, di sebuah hall, video virtual pembangunan makam yang menyimpan ratusan batangan emas ini ditampilkan melalui proyektor membuat pengunjung seolah-olah berada di saat pembangunan sedang berlangsung.

Xie Tien, pejabat di Kantor Urusan Luar Negeri Provinsi Nanchang yang selalu menemani delegasi menceritakan jika destinasi-destinasi wisata tersebut baru direvitalisasi tepatnya ketika awal dan pasca Covid-19. Sanbai Mountain dan Lembah Yanming misalnya, rampung direvitalisasi tahun 2022. Menurut Xie, pemerintah provinsi dan kota-kota di Jiangxi memiliki program menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan. Selain wisatawan domestik, wisatawan asing juga diundang berkunjung ke Jiangxi. Untuk itulah Xie berharap ada penerbangan langsung dari Denpasar ke bandara Nanchang Jiangxi.

Baca juga:  Konjen Tiongkok Sumbang Ribuan Buku untuk 10 Sekolah di Bali

Wakil kepala Administrasi Kantor urusan luar negeri Provinsi Jiangxi Mr. Chen Jun yang menerima delegasi dalam jamuan makan siang di hari pertama mengatakan pihaknya sangat terbuka dengan berbagai kerja sama dengan pemerintah provinsi Bali. Apalagi antara Bali dan Jiangxi telah memiliki MoU sebagai sister Province. Kerja sama mulai dari pariwisata, pertanian, pengentasan kemiskinan hingga pendidikan.

Di bidang pendidikan, tawaran kerja sama datang dari Universitas Normal Sains dan Teknologi Nanchang. Sejumlah pejabat di Universitas Keguruan ini sempat menjamu delegasi dengan hangat dan penuh persahabatan. Kunjungan ke Universitas Udayana juga pernah dilakukan sebagai penjajakan kerja sama. (Nyoman Winata/balipost)

BAGIKAN