DENPASAR, BALIPOST.com – Pascaditutupnya Bandara Komodo, Pelni Denpasar menerima ribuan penumpang, 527 diantaranya adalah WNA. Wisatawan yang tak bisa terbang ke Bali terpaksa beralih ke angkutan laut.
Kepala Cabang Pelni Denpasar Arfah Yusuf, Jumat (15/11), mengatakan, ada sejumlah kapal dari Labuan Bajo ke Bali. Ia menyampaikan data penumpang turun Kapal Pelni di Pelabuhan Benoa pasca penutupan Bandara Komodo Labuan Bajo.
Yaitu, KM.Tilongkabila tiba di Pelabuhan Benoa tanggal 13 November 2024 Pukul 07.30 WITA. Total Penumpang turun 668 orang yang mana 551 orang diantaranya adalah WNI dan 117 orang merupakan WNA.
KM.Binaiya tiba di Pelabuhan Benoa tanggal 15 Nov 2024 Pukul 04.30 WITA. Total penumpang turun 1.012 orang, 602 diantaranya adalah WNI dan 410 orang adalah WNA.
Total penumpang turun pascapenutupan Bandara Komodo Labuan Bajo sebanyak 1.680 orang dan WNA 527 orang.
Selain itu, info kedatangan kapal selanjutnya yaitu KM. Leuser estimasi tiba tanggal 16 Nov 2024 pukul 17.00 WITA dengan jumlah penumpang sementara 420 orang.
Sekretaris PHRI Badung Gede Nick Sukarta mengatakan, dampak letusan Gunung Lewotobi, saat ini jumlah pembatalan reservasi belum terlalu signifikan. Operasional hotel baik anggota BVA, IHGMA, PHRI Badung secara umum sudah kembali normal. “Awalnya ada beberapa saja yang cancel, satu dua, tidak lebih dari 3%,” jelasnya.
Dari pengalaman menghadapi letusan Gunung Agung pada 2017, mitigasi untuk kejadian ini menurutnya agak berbeda mengingat posisi Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur cukup jauh dari Bali.
“Kami tetap memantau situasi dengan cermat dan siap melakukan langkah-langkah mitigasi bila diperlukan. Dalam perencanaan mitigasi ini, kami berfokus pada upaya menjaga keamanan dan kenyamanan tamu, serta memastikan informasi dan komunikasi yang jelas kepada semua pihak terkait. Kami harap kondisi ini segera berlalu, namun kami juga sudah merancang langkah-langkah respons yang masuk akal untuk meminimalisir dampak letusan Gunung Lewotobi laki laki,” ujarnya.
Meski lokasinya cukup jauh, namun angin dari arah timur ternyata sampai ke Bali sehingga berpengaruh terutama bagi keselamatan penerbangan. Sehingga para pengelola penerbangan lebih berfokus pada keselamatan.
“Dan Bandara Internasional Lombok kan sudah dibuka dan Angkasa Pura Ngurah Rai per tanggal 15 November telah mengumumkan penerbangan dari dan ke Bali telah kembali normal, namun sepertinya hanya frekuensi penerbangan mungkin lehih sedikit,” tandasnya. (Citta Maya/Balipost)