Suasana Simposium 20 Tahun Tsunami Aceh yang berlangsung di Banda Aceh, Senin (11/11). (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Sebuah desa di Bali, tepatnya di Buleleng berhasil dikukuhkan sebagai Komunitas Siaga Bencana Tsunami (Tsunami Ready Community) oleh Komisi Oseanografi Antarpemerintah (IOC) di bawah naungan UNESCO. Pengumuman terkait pengukuhan Desa Pengastulan, Buleleng ini disampaikan pada Simposium 20 Tahun Tsunami Aceh yang berlangsung di Banda Aceh, Senin (11/11).

Sekretaris Desa Pengastulan, Muhammad Ali dikonfirmasi, Jumat (15/11) mengungkapkan desa tersebut telah berhasil memenuhi 12 indikator kesiapsiagaan tsunami yang ditetapkan UNESCO. Indikator tersebut meliputi pembentukan forum penanggulangan risiko bencana (FRB), pelatihan evakuasi, edukasi masyarakat, hingga pelaksanaan simulasi bencana secara rutin.

Baca juga:  Meriahkan HUT ke-60, BKOW Bali Gelar Aksi Sosial dan Edukasi Cegah Stunting di Karangasem

“Pencapaian ini tentunya membawa Desa Pengastulan meraih pengakuan internasional sebagai Komunitas Siaga Bencana Tsunami. Kami terus berkomitmen melakukan edukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait bencana, bahkan sejak usia dini, agar mereka siap menghadapi gempa dan potensi tsunami,” ujar Muhammad Ali.

Verifikasi kesiapan Desa Pengastulan sebelumnya telah dilakukan oleh UNESCO IOC bersama BMKG pada 25-26 April 2024. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat desa mampu menjalankan langkah-langkah mitigasi serta memenuhi 12 indikator kesiapsiagaan tsunami yang ditetapkan.

Baca juga:  Geopark Batur Kembali Direvalidasi Unesco

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, berharap keberhasilan Desa Pengastulan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi desa-desa lain di wilayah Buleleng. “Kami berharap keberhasilan ini menambah semangat masyarakat untuk lebih waspada terhadap gempa bumi yang berpotensi tsunami. Terlebih, Desa Pengastulan memiliki sejarah pernah mengalami gempa dan tsunami pada 1976,” jelasnya.

Dengan pengukuhan ini, Desa Pengastulan menjadi desa kedua di Bali yang meraih status Komunitas Siaga Bencana Tsunami, setelah Desa Tanjung Benoa di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Diharapkan, langkah ini dapat semakin meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana serta meminimalkan risiko yang mungkin timbul. (Nyoman Yudha/balipost)

Baca juga:  Desa Tukad Sumaga Masuk Zona Merah Kasus Rabies
BAGIKAN