Ilustrasi herpes zoster. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebagian besar orang yang pernah mengalami cacar air, kemungkinan untuk terkena herpes zoster semakin besar. Untuk mengantispasi aktifnya kembali virus varisella zoster menjadi penyakit herpes zoster atau cacar api, ada dua hal yang bisa dilakukan yaitu menerapkan pola hidup sehat dan vaksin.

Head of Medical Adult Vaccine GSK dr. Johan Wijoyo, Kamis (21/11) menjelaskan, penyakit herpes zoster dikenal dengan sebutan cacar api atau cacar ular di Indonesia. Penyakit herpes zoster dapat menyerang orang dewasa usia lebih dari 50 tahun dan orang dewasa usia kurang 18 tahun dengan kondisi imunokompromais. “Berdasarkan data, herpes zoster mulai bermunculan di atas usia 50 tahun,” ujarnya.

Baca juga:  11 Pengabdi Seni Terima Penghargaan

Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih berisiko terkena herpes zoster dan lebih cenderung mengalami kasus derajat berat. Kondisi imunosupresi seperti HIV, kanker dan penyakit autoimun lainnya meningkatkan risiko individu tersebut untuk terkena Herpes Zoster.

Di Bali sendiri memiliki 1,2 juta penduduk dengan usia di atas 50 tahun. Data terakhir pada 2022 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat nomor 1 di Asia Tenggara dengan jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak.

Provinsi Bali berada pada tingkat nomor 6 dengan jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak secara nasional. Dengan melihat data tersebut, ke depannya berpotensi terjadinya banyak kasus cacar api.

Baca juga:  Melaut di Perairan Selat Lombok, Nelayan Nusa Penida Belum Ditemukan

Gejala sebelum munculnya ruam yaitu demam, sakit kepala, menggigil dan sakit perut. Ruam dan lepuh muncul tidak hanya di badan namun juga di wajah yang sangat menyakitkan.

Sementara komplikasi dari cacar api, yaitu komplikasi neurologis seperti ensefalitis, masalah pendengaran dan keseimbangan yang terganggu. Namun cacar api tidak sampai menyebabkan kematian.

Berdasarkan data, orang dengan usia di atas 50 tahun di atas 90 persennya sudah pernah mengalami cacar air. “Jika kita cek dalam lab ternyata positif varisella zosternya sehingga pasien itu mempunyai risiko munculnya atau reaktivasi dari varisella tersebut yang nantinya bukan disebut cacar air lagi tapi menjadi herpes zoster atau cacar ular atau cacar api. Jadi sebagian besar sudah punya bibit dalam tubuhnya,” jelasnya.

Baca juga:  Peserta Famtrip dari Eropa Dibuat Takjub Keindahan Bali dan Gili Trawangan

Selama ini banyak pembahasan soal herpes zoster namun sebagian besar informasi tersebut berfokus pada apa itu herpes zoster, gejalanya, dan pengobatannya. Namun, masih sangat jarang yang membahas tentang upaya pencegahan dari penyakit ini.

Menurutnya pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menerapkan pola hidup sehat dan vaksin. Jika seseorang yang belum pernah mengalami cacar air, maka hindari melakukan kontak dengan orang yang sedang mengalami cacar air maupun cacar api. “Vaksin sudah ada dan bisa digunakan untuk mencegah Herpes zoster,” tutupnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN