GIANYAR, BALIPOST.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gianyar menggelar debat terbuka kedua antarpasangan calon bupati dan wakil bupati Gianyar, Kamis (21/11) malam. Kedua paslon, yakni I Made Mahayastra, SST.Par., MAP-Anak Agung Gde Mayun, SH dan AA Ngurah Kakarsana, SE-I Wayan Tagel Arjana, ST.
Tema dalam debat kedua “Sinergi Pembangunan untuk Mewujudkan Masyarakat Gianyar yang Berdaya Saing dan Berbudaya.” Penajaman visi misi paslon dikorelasikan dengan isu-isu strategis yang telah dipetakan oleh tim perumus debat.
Calon bupati Gianyar nomor urut 1, Made Mahayastra menyampaikan visi misi untuk terwujudnya masyarakat Gianyar yang aman dan maju, inklusi, berdaya saing, berbudaya, dan berkelanjutan, berlandaskan nilai-nilai kesenian lokal nangun sat kerti loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana dalam Bali Era Baru.
Dalam Perda No. 2 Tahun 2023 tentang Tata Ruang, diperkuat dengan peraturan bupati terkait RDTR yang mengakomodir zona pengembangan wilayah. Mahayastra akan membangun infrastruktur intinya untuk menyambungkan sebuah desa yang ada di Kabupaten Gianyar.
Ini akan dibangun bersama-sama dengan wisata desanya. “Kami berpikir legalitas tata ruang, kami jaga infrastruktur yang ada. Pasti stakeholder bisa membangun sesuai dengan keinginannya dan pemerintah tidak memaksakan keinginan daripada stakeholder dimaksud,” ujarnya.
Calon wakil bupati Gianyar nomor urut 2, Tagel Arjana menyampaikan Gianyar dituntut berkarakter menekan egosektoral mengutamakan kebutuhan rakyat dan mengatur keuangan secara adil sehingga sinergi pembangunan mampu diwujudkan. Sebagai pemimpin baru pihaknya memastikan akan membangun secara merata sesuai kebutuhan masyarakat.
Pembangunan di Gianyar saat ini tidak merata masih banyak ketimpangan yang ditemukan. Salah satu lampu penerangan di Kota Gianyar bak bermandikan cahaya, sementara jalan di desa diselimuti kegelapan.
Dari sisi trasportasi umum, paslon dua akan menyiapkan sarana transportasi antar kecamatan yang terjangkau. Selain itu, meningkatkan kemampuan penanganan sampah berbasis sumber di masing-masing wilayah kecamatan dan menerapkan tata kelola yang lebih baik efektif dan efisien. (Wirnaya/balipost)