DENPASAR, BALIPOST.com – Suasana ramai terlihat di sebuah tenant makanan yang ada di salah satu mal di Denpasar, Bali. Tenant memang diserbu pembeli karena saat itu menunjukkan jam makan siang.
Antrian nampak terjadi di kasir yang melayani transaksi di tenant itu. “Mau bayar pakai apa?” tanya sang kasir pada seorang konsumen yang sudah memesan makanan.
Sang konsumen, Mahendra, langsung menjawab, “pakai QRIS BRI.”
Transaksi pun kemudian dilakukan dengan lancar. Tidak sampai semenit, proses pembayaran sudah selesai dilakukan sehingga antrian dengan cepat terurai karena pembayaran cashless yang dilakukan para pengunjung.
Mahendra yang merupakan nasabah BRI itu mengakui kerap menggunakan QRIS untuk pembayaran transaksi. Alasannya, penggunaan pembayaran digital ini lebih praktis dan tak makan waktu lama. “Pakai QRIS juga gak perlu nunggu kasir memberikan uang kembalian. Asalkan jaringan internet lancar, menggunakan QRIS gak sampai 1 menit. Membantu banget buat saya,” ujarnya sambil menyantap hidangan yang dipesan.
Tak cuma pembayaran berbagai kebutuhan duniawi, ia mengakui urusan rohani pun diselesaikan dengan QRIS BRI. “Jangankan urusan duniawi, seperti belanja kebutuhan sehari-hari, urusan rohani juga bisa terpenuhi dengan QRIS BRI,” katanya saat diwawancarai, Jumat (22/11).
Lewat QRIS BRI, pria yang akrab disapa Hendra ini juga berdana punia ke sejumlah pura, salah satunya Pura Besakih. Berdana punia dengan QRIS BRI, menurutnya, lebih mudah dan praktis karena punia yang diberikan masuk ke rekening pura yang dituju. “Kemungkinan terjadi pencurian juga bisa diminimalisir karena sekarang banyak terjadi pencurian kotak sesari (donasi, red),” ujarnya.
Terpisah, Regional CEO BRI Denpasar Hery Noercahya mengakui memang ada sejumlah pura di Bali yang menjadikan QRIS BRI sebagai sarana penyalur punia masyarakat. Pura Besakih merupakan salah satunya.
“Selain aman karena transaksinya tercatat, QRIS BRI juga praktis dan cepat, sehingga lebih efisien waktu,” ujar Hery belum lama ini.
Ia menjelaskan, QRIS BRI kini dilengkapi dengan aplikasi BRI Merchant yang memiliki 3 fitur utama, yakni monitoring detail transaksi, download laporan settlement dan transaksi, serta fitur user management yang memudahkan pemilik untuk mengelola transaksi lebih baik.
Dengan kemudahan yang ditawarkan menggunakan QRIS BRI, masyarakat tak perlu khawatir menggunakan QRIS untuk bertransaksi maupun berdana punia. Sementara lembaga sosial dan agama pun juga dimudahkan dengan transaksi menggunakan QRIS.
Ia pun menjelaskan syarat bagi masyarakat yang ingin mendapatkan QRIS BRI untuk transaksi usaha maupun menerima sumbangan atau punia caranya cukup mudah. Yaitu, memiliki rekening BRI aktif, mengisi formulir pendaftaran yang sudah disediakan, identitas diri yang valid, seperti KTP dan NPWP.
Lalu melakukan pendaftaran merchant QRIS BRI melalui aplikasi BRI Merchant. Aplikasi ini juga dilengkapi fitur-fitur menarik seperti, monitoring detail transaksi secara real-time, mendownload laporan transaksi kapan saja, notifikasi suara untuk setiap transaksi, proses penanganan keluhan yang cepat.
Dengan merchant QRIS, pengguna dapat menerima pembayaran non-tunai dengan mudah. Dengan demikian, pelaku usaha akan semakin maju dengan catatan pemasukan yang rapi lewat QRIS BRI.
Sementara itu, Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha mengakui fasilitas QRIS sebagai sarana punia umat di Pura Penataran Agung Besakih sangat bermanfaat. “Ketika punia masuk lewat QRIS BRI, langsung tercatat dan dana yang masuk lewat QRIS suatu saat dibutuhkan untuk upakara sangat membantu, apalagi untuk upacara, aci aci atau perehaban kecil,” sebutnya.
Mengutip data Bank Indonesia, penggunaan QRIS di Bali menunjukkan tren yang terus meningkat. Pengguna QRIS di Bali mencapai lebih dari satu juta atau tumbuh 27,6 persen. Transaksi QRIS mencapai 7,60 juta kali transaksi dengan nominal Rp1 triliun, tumbuh 137 persen (yoy).
Merchant yang menyediakan QRIS jumlahnya lebih dari 850 ribu dengan sebaran terbesar di Denpasar dan Badung. Pertumbuhannya cukup signifikan di sektor usaha termasuk juga di sektor usaha mikro yang sudah menggunakan QRIS, yang tumbuh 15,96 persen. (Diah Dewi/balipost)