DENPASAR, BALIPOST.com – Bali nomor satu dari 15 untuk destinasi wisata dunia yang tak layak dikunjungi 2025 berdasarkan situs panduan perjalanan Fodor’s. Hal ini patut diakui pasalnya masyarakat lokal pun sudah tak menikmati kenyamanan hidup di Bali
apalagi wisatawan.
Pelaku usaha pariwisata I Made Sulasa Jaya, Kamis (21/11) berkelakar, Bali tetap menarik namun bukan
karena nilai di balik keunikan budayanya, tapi
kesemrawutan penanaman investasinya hingga produk barang haram seperti narkoba. “Ini tanda pariwisata Bali yang kurang bertanggung jawab mengemban tagline the island of gods,” tegasnya.
Permasalahan yang terjadi yaitu kemacetan dan sampah menurutnya Bali belum satu manajemen. “Jangan jalan sendiri-sendiri, ini yang disebut satu jalur,” tandasnya.
Hal itu perlu aksi dan sikap ketegasan. Sulasa mengatakan, dampak pembangunan fasilitas pariwisata yang tak terkontrol jelas harus ditata ulang sesuai prinsip-prinsip dan konsep pembangunan adat budaya Bali yang sampai sekarang tak terpimpin, sedangkan fasilitas yang keliru menurutnya harus di-status quokan sampai ada solusi yang tepat.
Persaingan sektor usaha 2025 yang semakin ketat se-
mentara daya beli melemah juga harus ditanggapi serius pemimpin Bali ke depan. Pemimpin Bali harus mempunyai bukti -bukti yang dapat ditunjukkan kepada
masyarakat akan keterbukaan para pemimpin sebagai
wujud loyalitas dan leadership pemimpin terhadap Bali
ke depan.
Menanggapi penilaian Fodor’s Travel mengenai Bali yang tak layak dikunjungi, Ketua BTB IB Agung Partha Adnyana, Jumat (22/11) mengatakan, banyak hal yang telah dilakukan untuk membenahi Bali. Komitmen terhadap keamanan bagi wisatawan terus diperkuat
melalui pengawasan di destinasi wisata utama,
bandara, dan akomodasi.
Menurutnya, kejadian besar seperti tragedi masa lalu telah memotivasi pemerintah lokal dan nasional untuk lebih serius menangani aspek keamanan. Namun diakui, tantangan seperti manajemen sampah, kepadatan wisatawan di beberapa lokasi, dan perlunya kesadaran lebih luas tentang keberlanjutan memang masih ada. “Tetapi, dengan langkah-langkah yang terus diambil
pemerintah dan masyarakat Bali, tetap layak menjadi destinasi utama untuk dikunjungi pada 2025,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)