Dra. Astrid Regina Sapiie, M.Psi.T. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Di dunia yang serba cepat saat ini, masyarakat lebih banyak yang memprioritaskan wellness. Hal ini tercermin dalam permintaan produk self-care (perawatan diri) yang naik signifikan.

Menurut data dari Linkedin, Februari 2024, tren self-care menduduki peringkat teratas dari 7 tren health-care (perawatan kesehatan) tahun ini. Hal ini ini bisa dilihat juga dari tingginya pencarian secara online untuk kategori “self-care” yang meningkat sebesar 200 persen selama lima tahun terakhir.

Psikolog Dra. Astrid Regina Sapiie, M.Psi.T., Senin (26/11) menjelaskan, menurut data dari McKinsey Health Institute, July 2023, konsumen menghabiskan sekitar USD1,5 triliun per tahun untuk layanan dan produk self-care dan tren ini akan terus meningkat. Kondisi di era modern ini sangat lekat dengan stres. Dalam upaya mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan diri, sejumlah rutinitas dapat dilakukan seperti berolahraga, menulis jurnal dan aktivitas lainnya yang dapat meningkatkan rasa nyaman.

Baca juga:  Ke Depan, Tradisi "Wellness" Jadi Kekuatan UMKM Nasional

Contoh lainnya, sesederhana mandi atau merawat diri menggunakan produk yang dapat memberikan sensasi menenangkan. Tidak hanya untuk menciptakan rasa nyaman namun juga memungkinkan individu untuk dapat lebih terhubung dan menikmati momen saat ini. “Yang mana pada umumnya, kondisi stres kerap membuat pikiran kita tidak fokus,” jelasnya.

Self-care merupakan proses holistik yang diperlukan untuk menumbuhkan kehadiran, keterlibatan, kesejahteraan, dan self-love (mencintai diri sendiri). Mengabaikan kebutuhan pribadi dapat menyebabkan penurunan kesehatan dan self-love, hingga kemudian potensi terjadinya kecemasan, kesulitan untuk bisa fokus, kelelahan, dan menurunnya kualitas tidur bisa terus meningkat.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Capai Enam Ratusan Orang

Menurutnya, penerapan self-care (perawatan diri) dilakukan bukan untuk melarikan diri dari masalah tetapi untuk bisa hadir sepenuhnya dan mengamati kondisi yang berjalan saat ini dengan tenang.

Melihat kebutuhan tersebut, dalam upaya mendukung konsumen dalam melakukan rutinitas self-care, perusahaan farmasi berinovasi dengan memanfaatkan epsom salt sebagai rangkaian perawatan diri untuk mendukung relaksasi dan kesehatan kulit melalui kandungan murni epsom salt yang kaya akan mineral magnesium, sulfat dan essential oil.

Salah satu perwakilan dari Dr. Teal’s, produk yang menggunakan Garam Espsom atau Garam Inggris, Inesh Angeli mengatakan garam ini dikenal untuk meredakan ketegangan otot, mengurangi stres, memperlancar peredaran darah, dan membantu meningkatkan kualitas tidur. Ia menjelaskan data dari Excatitude Consultancy (market research and consulting services firm) pada 2024 memperlihatkan bahwa pasar global untuk epsom salt diperkirakan akan terus meningkat sampai dengan 2030.

Baca juga:  Berencana Kembangkan Medical dan Wellness Tourism, Indonesia Justru Kekurangan Terapis

Menurut Global Report Market 2024 ini, pertumbuhan pasar Epsom Salt yang kuat dan konsisten terjadi karena preferensi konsumen terhadap produk Epsom Salt yang kandungannya alami dan ramah lingkungan. Dijelaskan Inesh yang menjabat sebagai Brand Manager ini, tidak hanya magnesium, Epsom Salt juga diperkaya essential oil untuk pengalaman relaksasi yang maksimal.

Produk dengan kandungan epsom salt dan produk essential oil di pasaran menurutnya cukup marak belakangan ini. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN