Tangkapan layar debat perdana Pilgub Bali yang menghadirkan paslon nomor urut 1, Mulia-PAS dan Koster-Giri. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dua pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Bali akan menggunakan hak suaranya pada Pilkada Serentak 2024, Rabu (27/11).

Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Made Muliawan Arya (De Gadjah) akan mencoblos di TPS 12 Kerandan Pemecutan, Jln. Batur No. 52 Pemecutan Denpasar Barat. Sedangkan wakilnya, Putu Agus Suradnyana (PAS) mencoblos di TPS 9 Dauh Puri Kelod, tepatnya di Balai Banjar Bumi Santhi Jln. P. Bawean No. 25 Denpasar Barat.

Baca juga:  Presiden Tetapkan Pilkada Serentak Hari Libur Nasional

Calon Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster akan nyoblos di TPS 01, Kantor perbekel Sembiran, Tejakula Buleleng. Sedangkan wakilnya, I Nyoman Giri Prasta nyoblos di TPS 01 Banjar Pelaga, Petang, Badung.

Untuk pilkada kali ini, jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pilkada Serentak 2024 di Bali sebanyak 6.796 yang tersebar di 9 kabupaten/kota di Bali. TPS paling banyak terdapat di KabupatennBuleleng yaitu 1.173 TPS yang tersebar di 9 kecamatan. Disusul Kota Denpasar 1.001 TPS yang tersebar di 4 kecamatan.

Baca juga:  Disebar, Foto Saksi Kunci Perampasan Senpi Brimob

Kabupaten Gianyar 873 TPS yang tersebar di 7 kecamatan. Kabupaten Karangasem 857 TPS yang tersebar 8 kecamatan. Kabupaten Tabanan 850 TPS yang tersebar di 10 kecamatan. Kabupaten Badung 761 yang tersebar di 6 kecamatan. Kabupaten Jembrana 487 yang tersebar di 5 kecamatan. Kabupaten Bangli 458 TPS yang tersebar di 4 kecamatan. Paling sedikit di Kabupaten Klungkung hanya 335 TPS yang tersebar di 4 kecamatan.

Sementara itu, berdasarkan kategori generasi, DPT terdiri dari Gen-Z (15-28 tahun) sebanyak 732.727 pemilih (22%), Milenial (28-43 tahun) sebanyak 941.172 pemilih (29 %), Gen X (44-59 tahun) sebanyak 984.491 pemilih (30 %), Baby Boomer (69-78 tahun) sebanyak 542.809 pemilih (17 %), dan Pre Boomer (di atas 78 tahun) sebanyak 82.694 pemilih (2 %). (Ketut Winata/balipost)

Baca juga:  Potensi Likuifaksi di Bali, Pemerintah Perlu Kebijakan Mitigasi Bencana
BAGIKAN